Pages

Monday 19 October 2015

Teks Tanggapan Kritis 9

Masa Depan Lebih Cemerlang Tanpa Merokok
Cindy, Dwi Arum, Eka, Farah, Handayani

Merokok di kalangan pelajar sudah menjadi perilaku yang sangat memperihatinkan bagi Negara Indonesia. Hal ini disebabkan akibat dari pengaruh lingkungan sekitarnya. Hampir sebagian perokok di Indonesia adalah kalangan pelajar, baik di tingkat SMP maupun SMA. Pelajar yang merokok biasanya sejak SMP dan kebanyakan waktu kelas 3 SMP atau waktu beranjak SMA. Itu disebabkan karena faktor kebiasaan, karena jika pelajar sudah biasa dengan suatu aktivitas atau perbuatan yang di jalaninya sejak lama maka akan terbawa sampai mereka dewasa. Merokok di kalangan pelajar tentu membawa dampak dan pengaruh terhadap pelajar tersebut dan lingkungan mereka.
Di lingkungan sekolah larangan merokok merupakan suatu peraturan yang amat penting. Tetapi kenyataannya pelajar yang merokok semakin banyak. Menurut Angelica Iskandar seorang blogger, berpendapat bahwa merokok dari segi kesehatan, sangat merugikan. Tubuh yang masih dalam pertumbuhan sudah dicemari oleh racun-racun dari rokok. Lalu dari biaya atau harga rokok, tentunya jika sudah kecanduan bisa menghabiskan uang saku pelajar tersebut. Ide Angelica Iskandar itu sangat benar, merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak penyakit yang sudah terbukti sebagai dampak dari merokok. Faktanya sudah ada, contohnya: di iklan televisi yaitu ibu Ike Wijayanti yang terkena kanker tenggorokan sehingga pita suaranya hilang.
Tidak hanya sekolah yang berupaya untuk pelajar tidak merokok lagi, tetapi pemerintah juga berupaya salah satu contohnya yaitu terdapat tulisan “ Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok” di setiap buku pegangan siswa kurikulum 2013.
Tidak hanya dampak negatif saja, rokok juga mempunyai dampak positif. Menurut sebuah blog ScienceAndri atau alamat blognya http://scienceaandri.blogspot.co.id/2014/02/dampak-positif-rokok.html di blog tersebut ditulis bahwa merokok mempunyai dampak positif, yaitu: menjadi sumber inspirasi, bisa bersosialisasi dengan baik kepada orang yang dikenal maupun tidak dikenal, bisa membuat si perokok tersebut lebih percaya diri dan bisa menghilangkan stress. Menurut Tomkinds (1991) ada 4 tipe perilaku merokok, yaitu : Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok, seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif. Perilaku merokok yang adiktif. Mereka yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang diisapnya berkurang. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok sama sekali merupakan suatu perilaku yang sudah bersifat otomatis, seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari ia menghidupkan api rokoknya bila rokok yang terdahulu telah benar-benar habis.
          Kebiasaan merokok yang dilakukan oleh pelajar mungkin merupakan salah satu pengaruh buruk yang didapat dari teman-temannya. Kebiasaan merokok pada orang tua juga berpengaruh besar pada pelajar. Orang tua yang merokok juga bisa menjadi salah satu faktor yang menjadikan pelajar tersebut merokok dibandingkan dengan keluarga yang bukan perokok.

          Secara umum kita sudah sepantasnya khawatir terhadap kebiasaan merokok di kalangan remaja, mengingat begitu besar dampak negatifnya. Untuk itu, langkah antisipasi harus kita siapkan. Kita bisa mulai dari lingkungan sekolah. Bisa dimulai dengan tidak memberi contoh kebiasaan merokok dalam sekolah. Manfaatnya akan dirasakan oleh seluruh orang ataupun pelajar itu sendiri, penerapan aturan dan larangan merokok akan mengerem kebiasaan merokok . Pelajar dan di sekitarnya  menjadi lebih sehat dan beban ekonomi berkurang, karena uang yang digunakan untuk membeli rokok bisa dialihkan untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat.

10 comments:

 

Translate

Blogger news

Blogroll

About