Pages

Sunday 18 October 2015

Teks Tanggapan Kritis 5

PILIHAN HIDUP WANITA DI MASA MUDA

Bianca Rizki Aulia,Catherina Hutahaean, Dhandy Diar Christy , Dhinia Trisepta Pitaloka, Firgantara Prima

          Ketika kita menentukan suatu pilihan hidup entah sudah berapa kali kita membaca serta mendengar tentang kata “ Hidup adalah pilihan“.Perempuan layak mendapatkan kebebasan untuk memilih hidupnya. Perempuan berhak mendapatkan hak untuk beroleh pendidikan tinggi dan pekerjaan dan keterampilan tanpa harus diikuti oleh buruan perjodohan.
       Di Indonesia perceraian memang sangat sering terjadi.Karena pada usia muda kita belum berpengalaman untuk berumah tangga dan kebanyakan kita harus melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.Tetapi,itu semua kembali kepada kemampuan dan pengalaman diri sendiri.
Banyak perempuan/wanita di bawah umur yang mengalami perceraian.Menurut KOMPAS.com — Tak ada satu pasangan pun yang menginginkan perceraian. Namun, beragam alasan seperti perselingkuhan, karier, sampai keuangan bisa membuat banyak pasangan akhirnya memilih berpisah. Namun, tahukah Anda bahwa para ahli ternyata melakukan banyak penelitian seputar perceraian ini. Ada beberapa alasan penyebab terjadinya perceraian.
Alasan pertama pasangan yang membagi-bagi pekerjaan rumah ternyata berpotensi lebih tinggi untuk bercerai.
Menurut studi di Norwegia  tingkat perceraian di kalangan pasangan yang cenderung membagi-bagi pekerjaan rumah tangga ternyata 50 persen lebih tinggi dibanding hanya istri yang melakukan pekerjaannya sendirian.

Alasan kedua perceraian bisa jadi sudah ada di dalam gen perempuan, ilmuwan Swedia merilis sebuah studi yang menunjukkan bahwa ada susunan gen tertentu dalam diri perempuan yang menjadi penyebab mereka sulit untuk berkomitmen, atau menjaga komitmen ketika mereka sudah menikah. 
Alasan ketiga hubungan dengan mertua memengaruhi kemungkinan perceraian.
Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Michigan menemukan fakta bahwa ketika seorang suami dilaporkan memiliki hubungan dekat dengan mertuanya maka risiko perceraian akan menurun 20 persen. Di sisi lain, ketika seorang istri dilaporkan memiliki hubungan dekat dengan mertuanya maka risiko perceraiannya meningkat 20 persen. 
Kok bisa? Peneliti Terry Orbuch mengungkapkan bahwa hal ini terjadi karena perbedaan cara pandang seseorang. Seorang istri cenderung terlalu mendengarkan omongan mertuanya. Dalam artian, ketika mertuanya mengatakan berbagai hal maka hal ini dianggap sebagai masukan usil dalam rumah tangganya. Sedangkan suami cenderung tak ambil pusing dan tidak memasukkannya dalam urusan keluarganya. 
Alasan keempat setelah bercerai pria lebih mungkin terlibat dengan minuman keras.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Cincinnati mengungkapkan bahwa pria ternyata lebih berisiko minum minuman keras setelah mereka bercerai.
Alasan kelima keraguan menjelang pernikahan bisa jadi pertanda awal perceraian.
Jangan pernah mengabaikan hati Anda. Keragu-raguan menjelang pernikahan ini mungkin menjadi pertanda awal masa depan pernikahan Anda. Penelitian UCLA, yang diterbitkan dalam Journal of Family Psychology  dan melibatkan 232 pengantin baru, memberikan pertanyaan tentang keraguan mereka saat akan menikah. Penelitian ini ditindaklanjuti dengan meneliti kehidupan mereka setiap enam bulan selama empat tahun pertama pernikahan mereka. 
     Justin Lavner, salah seorang peneliti, mengungkapkan bahwa keraguan pranikah ini akan menyebabkan perceraian pada empat tahun kemudian. Hal ini terutama disebabkan oleh keragu-raguan sang istri. "19 persen perempuan yang ragu saat menikah akan menyebabkan perceraian empat tahun kemudian. Sedangkan hanya delapan persen istri yang tidak ragu menikah akhirnya memutuskan untuk bercerai," jelasnya.

      
 Beberapa alasan diatas dan pendapat tentang para ahli mengungkapkan tentang dampak negatif yang di timbulkan jika menikah di masa muda.Orang tua memang sangat tidak menyetujui jika kita anak nya menikah di usia muda dan orang tua tidak .Kedua orang tua kita pasti tidak menginginkan jika anaknya mengalami perceraian.Karena orang tua kita pasti ingin anak nya sukses dengan pendidikan yang tinggi dan meraih cita-citanya.. 

       Dengan demikian ,dukungan  seluruh keluarga sangatlah dibutuhkan dalam menentukan pilihan hidup.Dukungan keluarga berpengaruh besar bagi mereka yang memutuskan untuk memilih terus berpendidikan.Semuanya kembali pada dasar pemikiran tentang konsep rasa bahagia bagi kita masing-masing.Apakah rasa bahagia itu ada dalam terus berpendidikan atau menikah.Alangkah baiknya bila kita memilih berpendidikan terlebih dahulu.Jika kita lebih memilih menikah, belum tentu kita akan bahagia dan Sebaliknya, jika kita memilih untuk terus berpendidikan mutu kita akan terjamin untuk sukses,membahagiakan orang tua,dan bahagia di masa yang akan datang.

0 comments:

Post a Comment

 

Translate

Blogger news

Blogroll

About