PILIHAN HIDUP WANITA DI MASA MUDA
Bianca Rizki Aulia,Catherina Hutahaean, Dhandy Diar Christy , Dhinia Trisepta Pitaloka, Firgantara Prima
Ketika
kita menentukan suatu pilihan hidup entah sudah berapa kali kita membaca serta
mendengar tentang kata “ Hidup adalah pilihan“.Perempuan layak mendapatkan
kebebasan untuk memilih hidupnya. Perempuan berhak mendapatkan hak untuk
beroleh pendidikan tinggi dan pekerjaan dan keterampilan tanpa harus diikuti
oleh buruan perjodohan.
Di
Indonesia perceraian memang sangat sering terjadi.Karena pada usia muda kita
belum berpengalaman untuk berumah tangga dan kebanyakan kita harus melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi.Tetapi,itu semua kembali kepada kemampuan dan
pengalaman diri sendiri.
Banyak
perempuan/wanita di bawah umur yang mengalami perceraian.Menurut KOMPAS.com — Tak
ada satu pasangan pun yang menginginkan perceraian. Namun, beragam alasan
seperti perselingkuhan, karier, sampai keuangan bisa membuat banyak pasangan
akhirnya memilih berpisah. Namun, tahukah Anda bahwa para ahli ternyata
melakukan banyak penelitian seputar perceraian ini. Ada beberapa alasan
penyebab terjadinya perceraian.
Alasan pertama pasangan yang membagi-bagi pekerjaan rumah ternyata
berpotensi lebih tinggi untuk bercerai.
Menurut studi di Norwegia tingkat
perceraian di kalangan pasangan yang cenderung membagi-bagi pekerjaan rumah
tangga ternyata 50 persen lebih tinggi dibanding hanya istri yang melakukan
pekerjaannya sendirian.
Alasan kedua perceraian
bisa jadi sudah ada di dalam gen perempuan, ilmuwan Swedia
merilis sebuah studi yang menunjukkan bahwa ada susunan gen tertentu dalam diri
perempuan yang menjadi penyebab mereka sulit untuk berkomitmen, atau menjaga
komitmen ketika mereka sudah menikah.
Alasan ketiga hubungan dengan mertua memengaruhi kemungkinan perceraian.
Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Michigan menemukan fakta bahwa
ketika seorang suami dilaporkan memiliki hubungan dekat dengan mertuanya maka
risiko perceraian akan menurun 20 persen. Di sisi lain, ketika seorang istri
dilaporkan memiliki hubungan dekat dengan mertuanya maka risiko perceraiannya
meningkat 20 persen.
Kok bisa? Peneliti Terry Orbuch mengungkapkan
bahwa hal ini terjadi karena perbedaan cara pandang seseorang. Seorang istri
cenderung terlalu mendengarkan omongan mertuanya. Dalam artian, ketika
mertuanya mengatakan berbagai hal maka hal ini dianggap sebagai masukan usil
dalam rumah tangganya. Sedangkan suami cenderung tak ambil pusing dan tidak
memasukkannya dalam urusan keluarganya.
Alasan keempat setelah bercerai pria lebih mungkin terlibat dengan
minuman keras.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Cincinnati mengungkapkan
bahwa pria ternyata lebih berisiko minum minuman keras setelah mereka bercerai.
Alasan kelima keraguan menjelang pernikahan bisa jadi pertanda awal
perceraian.
Jangan pernah mengabaikan hati Anda. Keragu-raguan menjelang pernikahan ini
mungkin menjadi pertanda awal masa depan pernikahan Anda. Penelitian UCLA, yang
diterbitkan dalam Journal of Family
Psychology dan melibatkan 232 pengantin baru, memberikan
pertanyaan tentang keraguan mereka saat akan menikah. Penelitian ini
ditindaklanjuti dengan meneliti kehidupan mereka setiap enam bulan selama empat
tahun pertama pernikahan mereka.
Justin Lavner, salah seorang peneliti, mengungkapkan bahwa keraguan
pranikah ini akan menyebabkan perceraian pada empat tahun kemudian. Hal ini
terutama disebabkan oleh keragu-raguan sang istri. "19 persen perempuan
yang ragu saat menikah akan menyebabkan perceraian empat tahun kemudian.
Sedangkan hanya delapan persen istri yang tidak ragu menikah akhirnya
memutuskan untuk bercerai," jelasnya.
Beberapa alasan diatas dan pendapat tentang
para ahli mengungkapkan tentang dampak negatif yang di timbulkan jika menikah
di masa muda.Orang tua memang sangat tidak menyetujui jika kita anak nya
menikah di usia muda dan orang tua tidak .Kedua orang tua kita pasti tidak
menginginkan jika anaknya mengalami perceraian.Karena orang tua kita pasti
ingin anak nya sukses dengan pendidikan yang tinggi dan meraih cita-citanya..
Dengan
demikian ,dukungan seluruh keluarga
sangatlah dibutuhkan dalam menentukan pilihan hidup.Dukungan keluarga
berpengaruh besar bagi mereka yang memutuskan untuk memilih terus
berpendidikan.Semuanya kembali pada dasar pemikiran tentang konsep rasa bahagia
bagi kita masing-masing.Apakah rasa bahagia itu ada dalam terus berpendidikan
atau menikah.Alangkah baiknya bila kita memilih berpendidikan terlebih
dahulu.Jika kita lebih memilih menikah, belum tentu kita akan bahagia dan Sebaliknya,
jika kita memilih untuk terus berpendidikan mutu kita akan terjamin untuk
sukses,membahagiakan orang tua,dan bahagia di masa yang akan datang.
0 comments:
Post a Comment