LCT
PAI
Ada tiga orang murid yang bersekolah di SMP Bunga Karya,
mereka bernama Mawar, Melati dan Anggrek. Mereka sangat menyukai pelajaran PAI
di sekolah sehingga mereka terpilih untuk mewakili Kabupaten Belitung dalam LCT
PAI di tingkat provinsi.
Mawar, Melati dan Anggrek tengah mempersiapkan diri untuk
berangkat ke Bangka dengan menggunakan kapal, pada hari Sabtu tanggal 24 Juli
2015. Selama perjalanan mereka berbincang - bincang tentang materi yang mungkin
akan diperlombakan. Sesampainya di sana mereka segera menuju ke Hotel Bumi Asih
untuk beristirahat.
Keesokan harinya, Mawar, Melati dan Anggrek terlambat sarapan dikarenakan mereka terlalu asyik mengobrol sehingga mereka lupa waktu. Dengan tergesa-gesa mereka segera turun ke lantai bawah untuk sarapan. Setelah sarapan mereka langsung menuju ke tempat berlangsungnya acara. Sesampainya di sana mereka melihat peserta lain sedang mengulangi materi dan tanya jawab dengan guru pembimbingnya. Sedangkan Mawar, Melati dan Anggrek tidak membawa buku sama sekali karena mereka merasa mereka sudah menguasai semua materi perlombaan.
Pada saat perlombaan dimulai Mawar, Melati dan Anggrek terlihat gelisah dan tidak kompak. Terjadi perselisihan diantara Melati dan Anggrek, mereka mempermasalahkan siapa yang akan menjadi jubir (juru bicara) pada akhirnya dengan sangat tepaksa Anggrek yang menjadi jubir. Perselisihan mereka tidak selesai sampai di situ saja. Selama berlangsungnya perlombaan banyak konflik yang terjadi hanya karena hal-hal yang sepele seperti, salah menjawab soal dan terlambat memencet bel. Konflik tersebut berlangsung hingga akhir acara.
Setelah acara selesai mereka langsung kembali ke hotel untuk beristirahat. Selama perjalanan pulang ke hotel mereka tidak saling bertegur sapa. Mereka saling menyalahkan satu sama lain.
Keesokan harinya, Mawar, Melati dan Anggrek terlambat sarapan dikarenakan mereka terlalu asyik mengobrol sehingga mereka lupa waktu. Dengan tergesa-gesa mereka segera turun ke lantai bawah untuk sarapan. Setelah sarapan mereka langsung menuju ke tempat berlangsungnya acara. Sesampainya di sana mereka melihat peserta lain sedang mengulangi materi dan tanya jawab dengan guru pembimbingnya. Sedangkan Mawar, Melati dan Anggrek tidak membawa buku sama sekali karena mereka merasa mereka sudah menguasai semua materi perlombaan.
Pada saat perlombaan dimulai Mawar, Melati dan Anggrek terlihat gelisah dan tidak kompak. Terjadi perselisihan diantara Melati dan Anggrek, mereka mempermasalahkan siapa yang akan menjadi jubir (juru bicara) pada akhirnya dengan sangat tepaksa Anggrek yang menjadi jubir. Perselisihan mereka tidak selesai sampai di situ saja. Selama berlangsungnya perlombaan banyak konflik yang terjadi hanya karena hal-hal yang sepele seperti, salah menjawab soal dan terlambat memencet bel. Konflik tersebut berlangsung hingga akhir acara.
Setelah acara selesai mereka langsung kembali ke hotel untuk beristirahat. Selama perjalanan pulang ke hotel mereka tidak saling bertegur sapa. Mereka saling menyalahkan satu sama lain.
Akhirnya mereka menyadari bahwa hal yang mereka lakukan
itu adalah hal konyol yang tidak perlu dipermasalahkan. Hal tersebut merupakan
pengalaman berharga yang dapat membuat mereka sadar bahwa sebuah masalah sepele
tidak perlu diperpanjang dan jangan mudah merasa puas akan apa yang telah kita
dapatkan serta jangan menyepelekan hal sekecil apapun.
Nama Anggota :
Nama Anggota :
Anisa Ramadhani,
Anisah Putri Agsiya, Antika, Azzahra Salsabilla Khairunissa Mulyadi, Balqis
Prameswari.
Hanya
Ingin Ayah dan Ibu
Lanny,Lolita,Merry,Maiko,Meyla
Di suatu kota, hiduplah seorang anak yang bernama Lucy
Heartfilia. Dia adalah seorang anak yang hidup berkecukupan. Ibu dan ayahnya
selalu mementingkan pekerjaan ketimbang Lucy. Nama ayah Lucy adalaah Jude
Heartfilia dan ibunya adalah Merry Heartfilia. Ayah Lucy bekerja sebagai
pengusaha terkenal dan ibunya bekerja sebagai seorang koki internasional. Lucy
merasa kedua orang tuanya tidak mementingkan dirinya, karena orangtuanya sibuk
bekerja. Lucy bersekolah di SMA Internasional. Dia memiliki banyak teman, namun
teman terdekatnya hanya Lolly dan Lani.
Hari Jumat sebelum pulang sekolah, wali kelas menitipkan
undangan untuk acara pentas seni kepada para murid untuk diberikan kepada
orangtuanya. Lucy merasa gelisah karena takut orangtuanya tidak menghadiri
undangan itu. Sesampainya di rumah, Lucy meletakkan undangan yang diberikan oleh
wali kelasnya di atas meja kerja ayahnya karena orangtuanya tidak berada di
rumah. Lucy duduk termenung di kursi kerja ayahnya, kepalanya terasa pusing.
Lucy pun memutuskan untuk pergi ke kamarnya dan tidur.
Ketika Lucy terbangun ia merasa ada darah yang keluar dari hidungnya, ia merasa sangat pusing dan ia menghubungi Lolly dan Lani untuk segera datang ke rumahnya. 20 menit kemudian, Lolly dan Lani sampai di rumah Lucy dan melihat Lucy yang tergeletak diatas lantai dengan darah yang keluar dari hidungnya. Lolly dan Lani pun memanggil supir Lucy untuk membawanya ke rumah sakit. Lolly sangat panik dan Lani pun khawatir dengan keadaan Lucy. Lolly dan Lani mencoba menghubungi orangtua Lucy namun tidak ada jawaban dari mereka. Setelah sampai di rumah sakit, Lucy pun langsung di larikan ke Unit Gawat Darurat (UGD).Setelah beberapa menit kemudian orangtua Lucy datang untuk melihat anaknya yang sedang berada di ruang UGD. Ibu Lucy pun menangis dan merasa bersalah karena selama ini kedua orang tuanya tidak pernah ada disaat lucy membutuhkannya.
Sembuhnya Lucy membuat orangtuanya mengurangi kesibukan pekerjaan mereka. Orangtuanya sadar bahwa menyia-nyiakan orang yang paling berharga dalam hidup adalah kesalahan terbesar. Lucy dan orangtuanya memutuskan untuk membuat lembaran baru, mereka akhirnya hidup dengan bahagia dan selalu mengambil hikmah dari kejadian-kejadian buruk yang terjadi pada Lucy.
Ketika Lucy terbangun ia merasa ada darah yang keluar dari hidungnya, ia merasa sangat pusing dan ia menghubungi Lolly dan Lani untuk segera datang ke rumahnya. 20 menit kemudian, Lolly dan Lani sampai di rumah Lucy dan melihat Lucy yang tergeletak diatas lantai dengan darah yang keluar dari hidungnya. Lolly dan Lani pun memanggil supir Lucy untuk membawanya ke rumah sakit. Lolly sangat panik dan Lani pun khawatir dengan keadaan Lucy. Lolly dan Lani mencoba menghubungi orangtua Lucy namun tidak ada jawaban dari mereka. Setelah sampai di rumah sakit, Lucy pun langsung di larikan ke Unit Gawat Darurat (UGD).Setelah beberapa menit kemudian orangtua Lucy datang untuk melihat anaknya yang sedang berada di ruang UGD. Ibu Lucy pun menangis dan merasa bersalah karena selama ini kedua orang tuanya tidak pernah ada disaat lucy membutuhkannya.
Sembuhnya Lucy membuat orangtuanya mengurangi kesibukan pekerjaan mereka. Orangtuanya sadar bahwa menyia-nyiakan orang yang paling berharga dalam hidup adalah kesalahan terbesar. Lucy dan orangtuanya memutuskan untuk membuat lembaran baru, mereka akhirnya hidup dengan bahagia dan selalu mengambil hikmah dari kejadian-kejadian buruk yang terjadi pada Lucy.
0 comments:
Post a Comment