Persiapan
Ujian Nasional 2015
Penulis:
Yusman,S.Pd.
(
Guru SMP Negeri 1 Tanjungpandan Belitung )
Sekelompok siswa berjumlah tiga orang saling berbicara
pelan. Wajah mereka penuh keseriusan. Seorang siswa perempuan menjelaskan
sesuatu diiringi oleh gerakan tangan telunjuk untuk meyakinkan dua orang
temannya yang lain. Kedua temannya memperhatikan dengan seksama sambil
mengangguk halus. Mereka bertiga tengah berdiskusi. Ketiganya sedang berada di
ruang baca perpustakaan sekolah. Beberapa buku terbuka di atas meja. Satu paket
soal ujian nasional tahun lalu di halaman 3 sedang mereka coba kerjakan.
Sesekali mereka membuka-buka buku catatan dan buku cetak yang mereka bawa.
Inilah salah satu situasi belajar di kelas akhir pada jenjang pendidikan di
suatu sekolah. Mereka sedang melakukan salah satu bentuk persiapan untuk menghadapi ujian
nasional 2015.
Ujian nasional 2015 tinggal beberapa saat lagi.
Berdasarkan informasi dari beberapa sumber menyatakan bahwa agenda Ujian
Nasional SMA/sederajat direncanakan pada 13-15 April 2015 dan
pengumuman hasil UN pada 18 Mei 2015. Sedangkan, Ujian Nasional SMP/sederajat akan dilaksanakan pada 4-6 Mei
2015 dan pengumuman hasil UN SMP pada 10 Juni 2015.
Berbagai kegiatan pun dilakukan oleh beberapa pihak yang terkait dengan dunia
pendidikan. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, dinas pendidikan, institusi
sekolah, orang tua, serta siswa berkolaborasi mempersiapkannya. Kegiatan
difokuskan pada sekitar awal Februari 2015 sampai dengan satu minggu menjelang ujian. Berbagai uji coba / try out pun digelar dengan frekuensi yang berbeda. Materi soal
didatangkan dari luar daerah sebagai pembanding, maupun yang bersumber dari
dalam daerah. Berbagai organisasi profesi guru terlibat dalam mempersiapkan
pelaksanaan ujian ini, seperti MGMP. Persiapannya beragam mulai dari strategi,
metode, analisis soal, dan pembuatan soalnya. Semua itu memang penting.
Pelaksanaan try out
merupakan contoh kongkret dan sedang trend
saat ini sebagai implementasi rencana kegiatan menjelang ujian. Adapun manfaat pelaksanaan try out/ uji
coba ujian nasional adalah sebagai
berikut. Pertama, sebagai tolak ukur kemajuan penguasaan indikator yang
tertulis dalam kisi-kisi soal ujian yang dikeluarkan BNSP. Kedua, sebagai data
awal bagi guru mata pelajaran untuk mengetahui indikator yang perlu
ditingkatkan kualitas penjelasannya. Ketiga, sebagai masukan bagi guru untuk
menemukan strategi yang tepat dan cepat untuk memberikan pemahaman bagi siswa
pada indikator-indikator tertentu. Keempat, sebagai bentuk evaluasi pada diri
siswa tentang bagian indikator mana yang perlu ditanyakan lebih luas dengan
guru atau mencoba menemukan referensi yang tepat guna memahaminya. Kelima, sebagai
bentuk pertanggungjawaban pihak pendikan kepada masyarakat dalam mengelola
sistem pendidikan di suatu unit tertentu.
Faktor siswa merupakan unsur utama yang harus
diperhatikan dari berbagai aspek. Siswa
sebagai pribadi yang kompleks. Kesiapan
fisik dan mental perlu disiapkan. Kesiapan fisik berupa keadaan kesehatan tubuh
yang prima. Pengaturan jadwal belajar di sekolah dan di rumah secara
proposional. Kesiapan mental berupa kemampuan mengolah bathin dengan baik.
Senantiasa berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Persiapan maksimal dengan
memahami kemampuan akademik. Artinya, secara mental para siswa akan siap.
Mental yang siap akan membawa banyak dampak positif. Mental yang siap
menandakan kesehatan mental bagi siswa.
Mental yang terkondisi dalam keadaan siap juga akan
menghilangkan kecemasan dan ketakutan. Kecemasan dan ketakutan yang dirasakan
oleh siswa perlu dikelola dengan baik. Santoso (2007) mengatakan jika seseorang
selalu memikirkan ketakutan dan kecemasan maka semua ketakutan dan kecemasan
yang dia pikirkan tersebut akan tertarik masuk kedalam kehidupannya. Dia menjadi
orang yang hidup dengan penuh ketakutan dan kekhawatiran sebagaimana yang dia
pikirkan. Jika seseorang selalu memikirkan kebahagian dan keberhasilan maka
segala bentuk kebahagiaan dan keberhasilan yang dia pikirkan tersebut akan
tertarik masuk ke dalam kehidupannya sehingga dia menjadi orang yang hidup
dengan penuh kebahagiaan dan keberhasilan.
Menurut Dr. Jalaluddin dalam bukunya “Psikologi
Agama”bahwa: “Kesehatan mental merupakan suatu kondisi batin yang senantiasa
berada dalam keadaan tenang, aman dan tentram, dan upaya untuk menemukan
ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri secara
resignasi (penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan). Sedangkan menurut paham ilmu kedokteran,
kesehatan mental merupakan suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,
intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu
berjalan selaras dengan keadaan orang lain.
Tahap kesiapan fisik dan mental saat ini tengah dilakukan
berbagai pihak, terutama pihak sekolah. Sebelum menuju ke tahap tersebut sangat
perlu ditekankan prinsip/ pola belajar yang teraplikasi dengan proses yang tengah terjadi saat ini.
Pertama,
kondisikan proses pembelajaran menjadi “belajar kreatif”. Dalam teori belajar, Jerome Bruner berpendapat bahwa
kegiatan belajar akan berjalan baik dan kreatif jika siswa dapat menemukan
sendiri suatu aturan atau kesimpulan tertentu. Dalam hal ini Bruner membedakan
menjadi tiga tahap yakni: tahap informasi, tahap transformasi, dan tahap
evaluasi. Tahap informasi, yaitu
tahap awal untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru. Tahap
transformasi, yaitu tahap memahami, mencerna dan menganalisis pengetahuan
baru serta mentransformasikan dalam bentuk baru yang mungkin bermanfaat untuk
hal-hal yang lain. Dan tahap evaluasi,
yaitu untuk mengetahui apakah hasil tranformasi pada tahap kedua tadi benar
atau tidak.
Apikasi belajar kreatif ini lebih terarah, karena materi
ujian nasional telah tertulis dengan jelas dalam bentuk kisi-kisi soal ujian
nasional 2015 berdasarkan Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP)
Nomor: 0027/P/BNSP/IX/2014 tentang Kisi-Kisi Ujian Nasional untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun Pelajaran 2014/2015.
BNSP menyusun
kisi-kisi ujian nasional 2015 berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan pendidikan Dasar dan
Menengah. Kisi-kisi ujian nasional ini digunakan sebagai acuan untuk menyusun soal-soal yang
akan dikerjakan siswa pada ujian nasional 2014/2015. Dalam kisi-kisi ujian
nasional tertulis dengan jelas indikator yang diharapkan dicapai oleh siswa.
Indikator merupakan sesuatu yang dapat diharapkan. Kalau proses ini secara
kontinyu dilakukan saat ini tentu siswa akan lebih banyak menemukan dan
memberikan kesimpulan terhadap pemahaman materi ujian. Layaknya siswa yang
sedang belajar kelompok di ruang perpustakaan tadi.
Kedua, ciptakan
kondisi belajar yang kondusif. Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia kata kondusif berarti memberi peluang pada
hasil yang diinginkan yang bersifat mendukung. Milan Rianto (2007:1),
tingkat keberhasilan pembelajaran amat ditentukan oleh kondisi yang terbangun
selama pembelajaran. Kondisi pembelajaran yang semakin kondusif, maka tingkat
keberhasilan peserta didik dalam belajarnya akan semakin tinggi dan sebaliknya.
Atau terciptanya kondisi pembelajaran yang efektif akan menjadikan proses
pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien dan peserta didik berhasil
dalam mewujudkan tujuan/kompetensi yang diharapkan sebagai dampaknya. Menurut
Reigeluth (1983) dalam Milan Rianto (2007:1), hasil belajar peserta didik yang
efektif, efisien dan mempunyai daya tarik dipengaruhi oleh kondisi
pembelajaran. Jadi, kondisi belajar yang
kondusif akan berkorelasi positif dengan kualitas pemahaman siswa pada materi
yang diberikan.
Ketiga, lakukan
aktivitas belajar secara disiplin. Menurut
James Drever dari sisi psikologis, disiplin adalah kemampuan mengendalikan
perilaku yang berasal dari dalam diri seseorang sesuai dengan hal-hal yang
telah diatur dari luar atau norma yang sudah ada. Dengan kata lain, disiplin
dari segi psikologis merupakan perilaku seseorang yang muncul dan mampu
menyesuaikan diri dengan aturan yang telah ditetapkan. , disiplin merupakan
sikap yang wajib ada dalam diri semua individu. Mengapa? Karena disiplin adalah
dasar perilaku seseorang yang sangat berpengaruh besar terhadap segala hal,
baik urusan pribadi maupun kepentingan bersama. Untuk mempunyai tingkat
kedisiplinan yang tinggi dalam mengerjakan sesuatu, dibutuhkan latihan dengan
kesadaran dari dalam diri akan pentingnya sikap disiplin sehingga menjadi suatu
landasan bukan hanya pada saat berkerja, tetapi juga dalam berperilaku
sehari-hari.
Untuk itu perlunya pemahaman terhadap kedisiplinan.
Disiplin terhadap proses menghadapi ujian nasional 2015. Siswa harus tahu tujuan
utama dari peoses persiapan ini. Adanya tujuan yang jelas pasti menjadikan
siswa secara sadar untuk bersikap disiplin terhadap berbagai kegiatan yang
mengarah ke pencapaian tujuan tersebut.
Keempat, membagi
waktu belajar secara proporsional. Pencapaian
tujuan utama dari ujian nasional 2015 memang penting. Kemahiran membagi waktu
juga penting. Waktu belajar perlu diseimbangkan dengan aktivitas lainnya. Waktu belajar juga memerlukan manajemen yang
baik. Manajemen waktu adalah suatu proses pribadi dan harus sesuai dengan gaya
dan lingkungan pribadi. Untuk merubah kebiasaan dibutuhkan komitmen yang kuat.
Siswa bebas untuk memilih untuk berubah atau tidak. Mengelola waktu belajar
bukan berarti kehilangan waktu luang untuk bersenang-senang. Bukan pula berarti
bahwa waktu dalam 24 jam per hari harus dihabiskan untuk belajar. Justru
sebaliknya. Prinsip utama dari pengelolaan waktu secara efektif adalah
pembagian waktu yang efektif untuk kegiatan-kegiatan yang meliputi: waktu untuk
belajar, waktu untuk bekerja dan kegiatan sosial maupun waktu bagi diri sendiri
untuk bersantai. Jadi, perlu kombinasi yang fleksibel untuk mengelola waktu
belajar sesuai dengan kebutuhan dan tujuannya. Tujuan utama adalah memfokuskan
waktu untuk kegiatan belajar dalam menghadapi ujian nasional 2015, tanpa harus
kehilangan waktu untuk aktivitas lain sebagai penyeimbang, seperti komunikasi
dengan keluarga, olahraga, bersantai, dan lain-lain.
Akhirnya harapan semua pihak baik pemerintah, masyarakat,
institusi pendidikan, orang tua, dan siswa adalah hasil terbaik dalam ujian
nasional 2015. Hasil ini sebagai salah satu indikator kualitas pendidikan di Negara Indonesia tercinta ini.
Semoga proses pendidikan mampu menciptakan generasi emas bangsa kita. Generasi
yang berakhlak mulia serta mampu menjawab tantangan zaman demi kemajuan Negara
Indonesia. Semoga.
DAFTAR
PUSTAKA
0 comments:
Post a Comment