Pages

Wednesday, 25 February 2015

Artikel Persiapan Ujian Nasional 2015




Persiapan Ujian Nasional 2015
Penulis: Yusman,S.Pd.
( Guru SMP Negeri 1 Tanjungpandan Belitung )

            Sekelompok siswa berjumlah tiga orang saling berbicara pelan. Wajah mereka penuh keseriusan. Seorang siswa perempuan menjelaskan sesuatu diiringi oleh gerakan tangan telunjuk untuk meyakinkan dua orang temannya yang lain. Kedua temannya memperhatikan dengan seksama sambil mengangguk halus. Mereka bertiga tengah berdiskusi. Ketiganya sedang berada di ruang baca perpustakaan sekolah. Beberapa buku terbuka di atas meja. Satu paket soal ujian nasional tahun lalu di halaman 3 sedang mereka coba kerjakan. Sesekali mereka membuka-buka buku catatan dan buku cetak yang mereka bawa. Inilah salah satu situasi belajar di kelas akhir pada jenjang pendidikan di suatu sekolah. Mereka sedang melakukan salah satu  bentuk persiapan untuk menghadapi ujian nasional 2015.
            Ujian nasional 2015 tinggal beberapa saat lagi. Berdasarkan informasi dari beberapa sumber menyatakan bahwa agenda Ujian Nasional  SMA/sederajat  direncanakan pada 13-15 April 2015 dan pengumuman hasil UN pada 18 Mei 2015. Sedangkan, Ujian Nasional  SMP/sederajat akan dilaksanakan pada 4-6 Mei 2015 dan pengumuman hasil UN SMP pada 10 Juni 2015.
            Berbagai kegiatan pun dilakukan oleh  beberapa pihak yang terkait dengan dunia pendidikan. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, dinas pendidikan, institusi sekolah, orang tua, serta siswa berkolaborasi mempersiapkannya. Kegiatan difokuskan pada sekitar awal Februari 2015 sampai dengan  satu minggu menjelang ujian.   Berbagai uji coba / try out pun digelar dengan frekuensi yang berbeda. Materi soal didatangkan dari luar daerah sebagai pembanding, maupun yang bersumber dari dalam daerah. Berbagai organisasi profesi guru terlibat dalam mempersiapkan pelaksanaan ujian ini, seperti MGMP. Persiapannya beragam mulai dari strategi, metode, analisis soal, dan pembuatan soalnya. Semua itu memang penting.
            Pelaksanaan try out merupakan contoh kongkret dan sedang trend saat ini sebagai implementasi rencana kegiatan menjelang ujian.        Adapun manfaat pelaksanaan try out/ uji coba ujian nasional  adalah sebagai berikut. Pertama, sebagai tolak ukur kemajuan penguasaan indikator yang tertulis dalam kisi-kisi soal ujian yang dikeluarkan BNSP. Kedua, sebagai data awal bagi guru mata pelajaran untuk mengetahui indikator yang perlu ditingkatkan kualitas penjelasannya. Ketiga, sebagai masukan bagi guru untuk menemukan strategi yang tepat dan cepat untuk memberikan pemahaman bagi siswa pada indikator-indikator tertentu. Keempat, sebagai bentuk evaluasi pada diri siswa tentang bagian indikator mana yang perlu ditanyakan lebih luas dengan guru atau mencoba menemukan referensi yang tepat guna memahaminya. Kelima, sebagai bentuk pertanggungjawaban pihak pendikan kepada masyarakat dalam mengelola sistem pendidikan di suatu unit tertentu.
            Faktor siswa merupakan unsur utama yang harus diperhatikan dari berbagai aspek.  Siswa sebagai  pribadi yang kompleks. Kesiapan fisik dan mental perlu disiapkan. Kesiapan fisik berupa keadaan kesehatan tubuh yang prima. Pengaturan jadwal belajar di sekolah dan di rumah secara proposional. Kesiapan mental berupa kemampuan mengolah bathin dengan baik. Senantiasa berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Persiapan maksimal dengan memahami kemampuan akademik. Artinya, secara mental para siswa akan siap. Mental yang siap akan membawa banyak dampak positif. Mental yang siap menandakan kesehatan mental bagi siswa.
            Mental yang terkondisi dalam keadaan siap juga akan menghilangkan kecemasan dan ketakutan. Kecemasan dan ketakutan yang dirasakan oleh siswa perlu dikelola dengan baik. Santoso (2007) mengatakan jika seseorang selalu memikirkan ketakutan dan kecemasan maka semua ketakutan dan kecemasan yang dia pikirkan tersebut akan tertarik masuk kedalam kehidupannya. Dia menjadi orang yang hidup dengan penuh ketakutan dan kekhawatiran sebagaimana yang dia pikirkan. Jika seseorang selalu memikirkan kebahagian dan keberhasilan maka segala bentuk kebahagiaan dan keberhasilan yang dia pikirkan tersebut akan tertarik masuk ke dalam kehidupannya sehingga dia menjadi orang yang hidup dengan penuh kebahagiaan dan keberhasilan.
            Menurut Dr. Jalaluddin dalam bukunya “Psikologi Agama”bahwa: “Kesehatan mental merupakan suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman dan tentram, dan upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri secara resignasi (penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan).  Sedangkan menurut paham ilmu kedokteran, kesehatan mental merupakan suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.
            Tahap kesiapan fisik dan mental saat ini tengah dilakukan berbagai pihak, terutama pihak sekolah. Sebelum menuju ke tahap tersebut sangat perlu ditekankan prinsip/ pola belajar yang teraplikasi dengan proses  yang tengah terjadi saat ini.
            Pertama, kondisikan proses pembelajaran menjadi “belajar kreatif”. Dalam teori belajar, Jerome Bruner berpendapat bahwa kegiatan belajar akan berjalan baik dan kreatif jika siswa dapat menemukan sendiri suatu aturan atau kesimpulan tertentu. Dalam hal ini Bruner membedakan menjadi tiga tahap yakni: tahap informasi, tahap transformasi, dan tahap evaluasi. Tahap informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman                               baru.  Tahap transformasi, yaitu tahap memahami, mencerna dan menganalisis pengetahuan baru serta mentransformasikan dalam bentuk baru yang mungkin bermanfaat untuk hal-hal yang lain. Dan tahap evaluasi, yaitu untuk mengetahui apakah hasil tranformasi pada tahap kedua tadi benar atau tidak.
            Apikasi belajar kreatif ini lebih terarah, karena materi ujian nasional telah tertulis dengan jelas dalam bentuk kisi-kisi soal ujian nasional 2015 berdasarkan Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) Nomor: 0027/P/BNSP/IX/2014 tentang Kisi-Kisi Ujian Nasional untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun Pelajaran 2014/2015.
            BNSP  menyusun kisi-kisi ujian nasional 2015 berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan pendidikan Dasar dan Menengah. Kisi-kisi ujian nasional ini digunakan  sebagai acuan untuk menyusun soal-soal yang akan dikerjakan siswa pada ujian nasional 2014/2015. Dalam kisi-kisi ujian nasional tertulis dengan jelas indikator yang diharapkan dicapai oleh siswa. Indikator merupakan sesuatu yang dapat diharapkan. Kalau proses ini secara kontinyu dilakukan saat ini tentu siswa akan lebih banyak menemukan dan memberikan kesimpulan terhadap pemahaman materi ujian. Layaknya siswa yang sedang belajar kelompok di ruang perpustakaan tadi.
            Kedua, ciptakan kondisi belajar yang kondusif. Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia kata kondusif berarti memberi peluang pada hasil yang diinginkan yang bersifat mendukung. Milan Rianto (2007:1), tingkat keberhasilan pembelajaran amat ditentukan oleh kondisi yang terbangun selama pembelajaran. Kondisi pembelajaran yang semakin kondusif, maka tingkat keberhasilan peserta didik dalam belajarnya akan semakin tinggi dan sebaliknya. Atau terciptanya kondisi pembelajaran yang efektif akan menjadikan proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien dan peserta didik berhasil dalam mewujudkan tujuan/kompetensi yang diharapkan sebagai dampaknya. Menurut Reigeluth (1983) dalam Milan Rianto (2007:1), hasil belajar peserta didik yang efektif, efisien dan mempunyai daya tarik dipengaruhi oleh kondisi pembelajaran. Jadi,  kondisi belajar yang kondusif akan berkorelasi positif dengan kualitas pemahaman siswa pada materi yang diberikan.
            Ketiga, lakukan aktivitas belajar secara disiplin.        Menurut James Drever dari sisi psikologis, disiplin adalah kemampuan mengendalikan perilaku yang berasal dari dalam diri seseorang sesuai dengan hal-hal yang telah diatur dari luar atau norma yang sudah ada. Dengan kata lain, disiplin dari segi psikologis merupakan perilaku seseorang yang muncul dan mampu menyesuaikan diri dengan aturan yang telah ditetapkan. , disiplin merupakan sikap yang wajib ada dalam diri semua individu. Mengapa? Karena disiplin adalah dasar perilaku seseorang yang sangat berpengaruh besar terhadap segala hal, baik urusan pribadi maupun kepentingan bersama. Untuk mempunyai tingkat kedisiplinan yang tinggi dalam mengerjakan sesuatu, dibutuhkan latihan dengan kesadaran dari dalam diri akan pentingnya sikap disiplin sehingga menjadi suatu landasan bukan hanya pada saat berkerja, tetapi juga dalam berperilaku sehari-hari.
            Untuk itu perlunya pemahaman terhadap kedisiplinan. Disiplin terhadap proses menghadapi ujian nasional 2015. Siswa harus tahu tujuan utama dari peoses persiapan ini. Adanya tujuan yang jelas pasti menjadikan siswa secara sadar untuk bersikap disiplin terhadap berbagai kegiatan yang mengarah ke pencapaian tujuan tersebut.
            Keempat, membagi waktu belajar secara proporsional.  Pencapaian tujuan utama dari ujian nasional 2015 memang penting. Kemahiran membagi waktu juga penting. Waktu belajar perlu diseimbangkan dengan aktivitas lainnya.  Waktu belajar juga memerlukan manajemen yang baik. Manajemen waktu adalah suatu proses pribadi dan harus sesuai dengan gaya dan lingkungan pribadi. Untuk merubah kebiasaan dibutuhkan komitmen yang kuat. Siswa bebas untuk memilih untuk berubah atau tidak. Mengelola waktu belajar bukan berarti kehilangan waktu luang untuk bersenang-senang. Bukan pula berarti bahwa waktu dalam 24 jam per hari harus dihabiskan untuk belajar. Justru sebaliknya. Prinsip utama dari pengelolaan waktu secara efektif adalah pembagian waktu yang efektif untuk kegiatan-kegiatan yang meliputi: waktu untuk belajar, waktu untuk bekerja dan kegiatan sosial maupun waktu bagi diri sendiri untuk bersantai. Jadi, perlu kombinasi yang fleksibel untuk mengelola waktu belajar sesuai dengan kebutuhan dan tujuannya. Tujuan utama adalah memfokuskan waktu untuk kegiatan belajar dalam menghadapi ujian nasional 2015, tanpa harus kehilangan waktu untuk aktivitas lain sebagai penyeimbang, seperti komunikasi dengan keluarga, olahraga, bersantai, dan lain-lain.
            Akhirnya harapan semua pihak baik pemerintah, masyarakat, institusi pendidikan, orang tua, dan siswa adalah hasil terbaik dalam ujian nasional 2015. Hasil ini sebagai salah satu indikator kualitas  pendidikan di Negara Indonesia tercinta ini. Semoga proses pendidikan mampu menciptakan generasi emas bangsa kita. Generasi yang berakhlak mulia serta mampu menjawab tantangan zaman demi kemajuan Negara Indonesia. Semoga.













DAFTAR PUSTAKA


0 comments:

Post a Comment

 

Translate

Blogger news

Blogroll

About