Korelasi Try Out dengan Hasil Ujian Nasional 2015
Penulis: Yusman Salim
( Guru SMP Negeri 1
Tanjungpandan Belitung )
Suasana ruang kelas di sekolah
itu hening. Seorang guru pengawas mengamati dengan serius para siswa yang
tatapan matanya mengarah ke lembaran kertas soal ujian. Para siswa tengah berkonsentrasi dan berusaha menemukan
jawaban dari soal yang diberikan. Terkdang mereka menatap ke depan sambil
mengingat teori dan penjelasan yang pernah guru mata pelajaran mereka
sampaikan. Kemudian tangannya membulatkan pilihan pada lembar jawaban fotokopi berbentuk bulat-bulat kecil. Itulah suasana
pelaksanaan ujian yang kondisinya dibuat mirip dengan ujian nasional yang biasa
disebut dengan try out atau kalau
dialihkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi uji coba.
Kata
uji dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia berarti percobaan untuk mengetahui mutu sesuatu (ketulenan, kecakapan
ketahanan, dsb), sedangkan kata coba
berarti seandainya; jika. Jadi
kalau diartikan secara harfiah try out atau uji
coba ujian nasional adalah percobaan untuk mengetahui mutu dan
kecakapan calon peserta ujian nasional, seandainya mereka peserta ujian
nasional saat ini.
Pelaksanaan
try out ujian nasional pada awal Februari 2015 ini
sedang menjadi kegiatan inti dan terdepan di berbagai jenjang baik pada jenjang
pendidikan dasar maupun pendidikan menengah. Kegiatan ini biasanya berakhir dua
minggu sebelum jadwal pelaksanaan ujian nasional 2015. Frekuensi try out ujian nasional 2015 di berbagai
sekolah bervariasi. Hal ini tergantung kesiapan sekolah dan pembiayaannya. Pemerintah
daerah, dinas pendidikan, pihak sekolah, orangtua, dan masyarakat berharap
kegiatan ini mempunyai korelasi ( hubungan timbal balik ) dengan mutu hasil
ujian nasional 2015. Korelasi yang diharapkan oleh semua pihak adalah korelasi positif. Korelasi positif
merupakan hubungan timbal balik yang
bersifat nyata dan membangun. Pertanyaannya
adalah apakah ada korelasi positif pelaksanaan try out dengan mutu hasil ujian nasional 2015?
Pelaksanaan try out ujian nasional
secara umum dilaksanakan dengan dua tujuan utama. Pertama, untuk
mengetahui kualitas pemahaman siswa terhadap materi ujian nasional yang
telah tertulis dengan jelas dalam bentuk kisi-kisi soal ujian nasional 2015
berdasarkan Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) Nomor:
0027/P/BNSP/IX/2014 tentang Kisi-Kisi Ujian Nasional untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah Tahun Pelajaran 2014/2015. Kedua, untuk menganalisis faktor kesiapan mental para siswa dalam
menghadapi ujian nasional 2015.
BNSP menyusun kisi-kisi ujian nasional 2015
berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang tercantum
pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar
Isi untuk Satuan pendidikan Dasar dan Menengah. Kisi-kisi ujian nasional ini
digunakan sebagai acuan untuk menyusun
soal-soal yang akan dikerjakan siswa pada ujian nasional 2014/2015. Dalam
kisi-kisi ujian nasional tertulis dengan jelas indikator yang diharapkan
dicapai oleh siswa. Indikator
merupakan sesuatu yang dapat memberikan (menjadi) petunjuk atau keterangan
terhadap pencapaian kompetensi yang
diharapkan.
Semua jenjang pendidikan
pada awal semester genap setiap tahun
pelajaran strategi pembelajarannya selalu diarahkan pada pencapaian
kisi-kisi ujian nasional. Setiap hari
guru menjelaskan secara rinci tiap indikator yang akan ditanyakan dalam soal
ujian nasional disertai contoh-contoh soalnya. Soal itu kemudian dibahas dan
diuraikan pembahasannya. Guru yang kreatif akan memberikan penjelasan bagaimana
mengerjakan soal dengan cara-cara yang singkat dan cepat. Proses ini terus
terjadi sampai batas waktu menjelang ujian dan siswa benar-banar siap mengikuti
ujian nasional.
Adapun tujuan kedua
diadakannya try out adalah untuk menganalisis faktor kesiapan mental
para siswa dalam menghadapi ujian nasional 2015. Mental merupakan salah
satu faktor penting dalam menghadapi ujian. Pelaksanaan try out akan melatih siswa secara mental. Pada proses try out dilatih kemampuan menyimpulkan, menafsirkan dan mengembangkan
hipotesa terhadap indikator yang tertulis dalam soal. Alasannya, peserta ujian
merupakan siswa berumur antara 12 s.d. 18 tahun. Seorang proses genetik, yaitu suatu proses yang
didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Dengan makin bertambahnya umur seseorang,
maka makin komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannya. Ketika individu berkembang menuju kedewasaan,
akan mengalami adaptasi biologis dengan lingkungannya yang akan menyebabkan
adanya perubahan-perubahan kualitatif didalam struktur kognitifnya. Dan pada
usia ini (12 s.d. 18 tahun), menurut Piaget terjadi tahap operasional formal. . Pada tahap ini kondisi berpikir siswa sudah
dapat bekerja secara efektif dan sistematis, menganalisis secara kombinasi, dan
berpikir secara proporsional .
Pelaksanaan try out tentu mempertimbangkan mental siswa sebagai perhatian
utama. Kuantitas try out yang wajar
tentu akan memberikan semacam pembelajaran mental bagi siswa. Siswa dapat
mencoba menempatkan diri jika berada dalam situasi ujian nasional sesungguhnya
dengan tata cara dan prosedur yang mirip dengan ujian nasional. Hasil try out yang diperoleh siswa mempunyai
manfaat banyak untuk kemajuan penguasaan indikator ujian nasional. Adapun manfaat
pelaksanaan try out/ uji coba ujian
nasional adalah sebagai berikut.
1.
Sebagai tolak ukur kemajuan penguasaan indikator
yang tertulis dalam kisi-kisi soal ujian yang dikeluarkan BNSP.
2.
Sebagai data awal bagi guru mata pelajaran untuk
mengetahui indikator yang perlu ditingkatkan kualitas penjelasannya.
3.
Sebagai masukan bagi guru untuk menemukan
strategi yang tepat dan cepat untuk memberikan pemahaman bagi siswapada
indikator-indikator tertentu.
4.
Sebagai bentuk evaluasi pada diri siswa tentang
bagian indikator mana yang perlu ditanyakan lebih luas dengan guru atau mencoba
menemukan referensi yang tepat guna memahaminya.
5.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban pihak pendikan
kepada masyarakat dalam mengelola system pendidikan di suatu unit tertentu.
6.
Sebagai sumber informasi bagi pemerintahan,
dinas pendidikan, ataupun pihak sekolah guna mengambil kebijakan yang selaras
untuk meningkatkan mutu hasil ujian nasional.
Pelaksanaan try out berkali-kali tentu membuat siswa siap secara mental. Mental
yang terkondisi dalam keadaan siap akan menghilangkan kecemasan dan ketakutan.
Kecemasan dan ketakutan yang dirasakan oleh siswa perlu dikelola dengan baik. Santoso (2007) mengatakan jika seseorang
selalu memikirkan ketakutan dan kecemasan maka semua ketakutan dan kecemasan
yang dia pikirkan tersebut akan tertarik masuk kedalam kehidupannya. Dia
menjadi orang yang hidup dengan penuh ketakutan dan kekhwatiran sebagaimana
yang dia pikirkan. Jika seseorang selalu memikirkan kebahagian dan keberhasilan
maka segala bentuk kebahagiaan dan keberhasilan yang dia pikirkan tersebut akan
tertarik masuk ke dalam kehidupannya sehingga dia menjadi orang yang hidup
dengan penuh kebahagiaan dan keberhasilan.
Jadi, secara akademik siswa
dilatih untuk mendalami pemahaman tiap indikator dan sekaligus secara mental
siswa siap emghadapi ujian nasional dari pelaksanaan try out tersebut. Secara mental kegiatan ini akan memberikan kontribusi
positif bagi mental siswa. Kontribusi tersebut adalah sebagai berikut.
1.
Berpikir Positif
Pelaksnaan try out memberikan pengalaman belajar
bagi siswa untuk mencapai hasil yang lebih baik. Hasil yang lebih baik perlu
dicapai dengan kerja keras. Peningkatan pemahaman terhdap indikator pencapaian
kompetensi perlu dilakukan siswa dengan cra terprogram dan terpantau. Mereka
tentu akan menerapkan cara berpikir positif. Berpikir positif merupakan sikap
mental yang melibatkan proses memasukan pikiran-pikiran, kata-kata, dan
gambaran-gambaran yang konstruktif (membangun) bagi perkembangan pikiran.
Pikiran positif menghadirkan kebahagiaan, sukacita, kesehatan, serta kesuksesan
dalam setiap situasi dan tindakan . Jadi berpikir positif merupakan sikap mental yang mengharapkan hasil
yang baik dalam ujian nasional nanti.
2.
Motivasi Tinggi
Menurut Mc. Donald, yang dikutip Oemar Hamalik (2003:158) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan pengertian ini,
dapat dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang kompleks.
Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada
pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan,
perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.
Dalam A.M. Sardiman (2005:75) motivasi
belajar dapat
juga diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi
tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak
suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka
itu. Jadi, betapapun rumitnya suatu indikator kompetensi ujian nasional yang
akan diujikan dengan peserta ujian, mereka pasti akan berusaha dengan motivasi
yang tinggi.
3.
Percaya Diri
Menjadi seseorang dengan memiliki mental dan juga rasa percaya diri
yang kuat tentunya menjadi keinginan bagi siswa. Namun, untuk bisa mendapatkan
semua itu siswa harus membiasakan diri untuk
melatih segala kemampuan dan potensi yang terdapat di dalam diri siswa dengan
mengikuti pelaksanaan try out dengan
baik. Para siswa berusaha mencari cara,
tips, solusi atau metode yang tepat dan dianggap sesuai untuk memmahami semua
kompetensi yang akan diujikan.Para siswa diharapkan tidak merasa khawatir dan
juga berani untuk melakukan sesuatu tanpa ada rasa takut.
4.
Emosi Terkontrol
Situasi
ujian nasional yang hampir mirip dengan suasana try out memberikan pengalaman bagi siswa secara emosi. Emosi dapat
terkontrol dengan baik. Rasa takut dan
khawatir dapat dikendalikan dalam suasana ujian yang sesungguhnya.
Jadwal pelaksanaan ujian
nasional tingkat SMP SMA sederajat tahun 2015 akan dilaksakan pada awal April
2015 untuk pendidikan menengah dan awal Mei 2015 untuk pendidikan dasar telah
tercantum dan juga tertuang dalam prosedur operasional standar (POS) yang
dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Setelah pelaksanaan try out yang terprogran dengan baik,harapan
semua pihak tentunya hasil ujian nasional pada pendidikan dasar dan menengah
mencapai hasil yang maksimal. Hasil ujian nasional ini sebagai salah satu tolak
ukur kualitas pendidikan di negeri ini. Semoga.
Daftar
Pustaka
Asri
Budiningsih, 2004. Belajar dan Pembelajaran. Penerbit Rinika Cipta, Yogyakarta.
Hal. 39-40.
Ngalimun
dkk. 2015. Strategi dan Model Pembelajaran.
Yogyakarta: Aswaja Pressindo. (Halaman: 32-40)
0 comments:
Post a Comment