PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PETA KONSEP (MIND MAPPING) DENGAN MEDIA GAMBAR SEBAGAI UPAYA
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS CERPEN DI KELAS VII E SMP NEGERI 1 TANJUNGPANDAN PADA SEMESTER
GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PENULIS
YUSMAN ,S.Pd.
NIP: 196906131994121001
GURU MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Disajikan dalam
Forum Ilmiah Guru Tingkat Provinsi
PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG
DINAS PENDIDIKAN
SMP
NEGERI 1 TANJUNGPANDAN
ALAMAT : Jl. SEKOLAH
TANJUNGPANDAN BELITUNG
2015
Halaman Pengesahan
JUDUL
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PETA KONSEP (MIND
MAPPING) DENGAN MEDIA GAMBAR SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS CERPEN DI KELAS
VII E SMP NEGERI 1 TANJUNGPANDAN PADA SEMESTER
GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PENULIS
Yusman ,S.Pd.
Pembina
NIP: 196906131994121001
Tanjungpandan,
18 September 2015
Menyetujui/Mengesahkan
Kepala
SMP Negeri 1 Tanjungpandan
Indera Jaya,S.Pd
Pembina
NIP: 195911251986011001
|
|
|
|
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya karya ilmiah yang saya susun sebagai
syarat untuk mengukuti FIG seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri dan
belum pernah diikutsertakan dalam lomba karya ilmiah di tempat lain maupun
dipublikasikan.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan karya ilmiah yang saya
kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas
sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagaian karya
ilmiah ini bukan hasil karya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian
tertentu, saya bersedia menerima sanksi-sanksi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Mengetahui,
Kepala SMP
Negeri 1 Tanjungpandan
Indera
Jaya,S.Pd.
NIP.
195911251986011001
|
Tanjungpandan,
19 September 2015
Hormat saya,
Yusman,S.Pd.
NIP.
196906131994121001
|
KATA PENGANTAR
Pertama
saya megucapkan rasa syukur kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan segala nikmat selama ini. Sesuatu yang sangat berharga juga disaat
Allah memberikan nikmat saat saya menyelesaikan karya tulis sederhana ini.
Karya tulis ini merupakan karya tulis sederhana sebagai bentuk refleksi dari
proses mengajar yang telah saya jalani.
Demikan
pula saya mengucapka terima kasih atas dukungan kepada keluarga yang telah memberikan dukungan
moral. Tak lupa di lingkungan sekolah, terutama kepala sekolah, teman-teman
guru, dan para siswa yang banyak memberikan masukan dan saran dalam rangka
menyelesaikan karya tulis ini. Mudah-mudahan mendapat balasan dari Allah SWT.
Akhirnya
karya tulis ini saya persembahkan khusus untuk guru-guru dan masyarakat yang
terlibat langsung dan tidak langsung dalam dunia pendidikan. Semoga karya tulis
ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
|
Tanjungpandan, 19 September 2015
Penulis,
Yusman ,S.Pd.
Pembina
NIP: 196906131994121001
|
ABSTRAK
Proses belajar mengajar yang secara rutin
dilaksanakan di dalam kelas merupakan suatu situasi yang setiap hari dihadapi
oleh guru dan siswa. Satu sisi siswa ingin memperoleh pengalaman belajar yang
dapat meningkatkan kemampuan, kedewasaan , dan pengetahuan yang meningkat
setiap saat. Mereka ingin mendapatkan semuanya dalam suasana menyenangkan dan dengan inovasi kreatif yang terjadi di
dalam atau di luar ruang belajar. Sisi yang lain guru dituntut untuk menjadi guru profesional dengan menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan.
Semua aspek dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia memerlukan suasana pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Demikian
pula dengan aspek menulis. Pada kompetensi menulis,
untuk mencapai hal itu diperlukan model pembelajaran yang tepat . Salah satu
model pembelajaran itu adalah model
pembelajaran peta konsep (mind mapping)
dengan media gambar yang merupakan hasil dari keberhasilan
pembelajaran untuk menciptakan suasana yang kreatif dan menyenangkan. Menunurut Tony Buzan sang penemu teknik Mind
Mapping, dengan mamanfaatkan teknik Mind Mapping seseorang dapat memanfaatkan gambar dan teks ketika
seseorang mengeluarkan suatu ide yang ada di otaknya. Dengan kata lain Main
Mapping atau peta pikiran merupakan sebuah jalan pintas yag bisa mambantu siapa
saja untuk mempersingkat waktu sampai setengahnya untuk menyelesaikan tugas.
Bahkan temuan teknik Toni Buzan ini bisa dilakukan dalam aktivitas apapun dan
saat belajar mata pelajaran apapun. Jika sejak kecil anak dibiasakan menggunakan
peta pikiran, kapasitas otaknya pun akan bertambah. Anak akan terbiasa
menghasilkan ide-ide. Di samping terlatih memecahkan masalah atau mencari
solusi dari cara berfikir simultan dan kreatif. Peta pemikiran membantu anak
membuat catatan pelajaran lebih menarik, mudah diingat sekaligus mudah
dimengerti. Penggunaan model
pembelajaran peta konsep (Mind Mapping)
dengan medeia gambar dalam proses pembelajaran memang merupakan hal yang baru.
Apalagi diintegrasikan dalam pengajaran Bahasa Indonesia yang berorientasi pada
ketrampilan siswa berbahasa. Dalam hal ini siswa langsung mempraktekkan
kemampuan berbahasa pada aspek menulis dalam menulis cerpen yang secara
langsung menggunakan teknik Mind Mapping. Dalam pembelajaran di sekolah
pendidikan dasar media gambar sangat baik di gunakan dan di terapkan dalam
proses belajar mengajar sebagai media pembelajaran karena media gambar ini
cenderung sangat menarik hati siswa sehingga akan muncul motivasi untuk lebih
ingin menegtahui tentang gamabar yang dijelaskan dan gurupun dapat menyampaikan
materi dengan optimal melalui media gambar tersebutModel pembelajaran peta konsep (mind mapping) dengan media gambar yang
telah dilaksanakan dalam pembelajaran ternyata mampu
meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa.
Kata Kunci : peta konsep,
media gambar, meningkatkan
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar
Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Lampiran
Abstrak
BAB I
Pendahuluan
A. Latar
Belakang
B, Rumusan
Masalah
C. Tujuan dan
Manfaat Penelitian
BAB II
Kajian Pustaka
BAB III
Metodelogi
Penelitian
BAB IV
Laporan Hasil
Penelitian
BAB V
Kesimpulan dan
Saran
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
|
i
ii
iii
iv
v
vi
1
2
3
4
9
12
23
vii
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tugas
guru yang paling utama adalah mengajar, dalam pengertian menata lingkungan agar
terjadi kegiatan belajar pada peserta didik. Berbagai kasus menunjukkan bahwa
diantara para guru banyak yang merasa dirinya sudah dapat mengajar dengan baik,
meskipun tidak dapat menunjukkan alasan yang tepat untuk menjawab asumsi
tersebut. Asumsi tersebut mungkin akan menimbulkan penurunan kreatifitas dan
menyesatkan. Pada akhirnya banyak guru mengambil jalan pintas dalam
pembelajaran, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi.
Setiap
materi pelajaran yang diajarkan
memerlukan perencanaan dalam pelaksanaannya. Salah satu bagian
perencanaan itu adalah perlu tidaknya model pembelajaran yang dipergunakan
dalam proses pengajaran. Model pembelajaran tersebut perlukah disesuaikan
dengan situasi siswa yang mengutamakan prinsip menyenangkan dan menjadi
“senjata rahasia” bagi keberhasilan anak apada aspek tertentu.. Semua itu bertujuan untuk meningkatkan
prosentase kemampuan siswa dalam setiap materi yang diajarkan.
Salah
satu kompetensi pada aspek menulis dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah menulis cerpen. Banyak hal yang
menjadi indikator keberhasilan kompetensi ini. Tentunya dengan model
pembelajaran yang tepat dan terencana,
indikator-indikator keberhasilan belajar itu akan dicapai.
Sementara
itu kondisi yang ada sekarang ini banyak guru yang mengajarkan menulis cerpen menggunakan model pembelajaran apa adanya
seperti buku teks atau dengan cara yang
konvensional. Hal ini tentunya membuat pengajaran materi menulis cerpen kurang
menarik dan dan kurang kreatif, sehingga aspek suasana menyenangkan di dalam
ruang kelas tidak terpenuhi. Suasana Kelas berada dalam kondisi bisa-biasa
saja. Tanpa suatu kejutan yang memberikan siswa hari itu tanpa pengalaman berarti.
Aspek
menulis yang merupakan aspek penting dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Aspek
menulis bukan sekedar teori yang diajarkan kepada siswa, tetapi jauh
lebih penting dari hal itu adalah bagaimana mengimplementasikan
kemampuan menulis tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.
Materi menulis yang secara
selintas mungkin sulit untuk diterapkan kepada siswa dengan indikator siswa
mampu menulis cerpen. Semua keberhasilan tersebut dapat diperoleh dengan penggunaan
model pembelajaran kooperatif peta konsep (mind
mapping) yang terencara dan tepat.
Model pembelajaran ini
memberikan kemudahan bagi siswa untuk mempraktekkan kemampuan menulis secara
bebas tanpa terikat dengan hafalan-hafalan kalimat yang biasa kita temukan di
lapangan. Siswa dimungkinkan mengembangkan kemampuan menulis secara terarah.
Menunurut
Tony Buzan sang penemu teknik Mind
Mapping, dengan mamanfaatkan teknik Mind Mapping seseorang dapat memanfaatkan gambar dan teks ketika
seseorang mengeluarkan suatu ide yang ada di otaknya. Dengan kata lain Main
Mapping atau peta pikiran merupakan sebuah jalan pintas yag bisa mambantu siapa
saja untuk mempersingkat waktu sampai setengahnya untuk menyelesaikan tugas.
Bahkan temuan teknik Toni Buzan ini
bisa dilakukan dalam aktivitas apapun dan saat belajar mata pelajaran apapun.
Jika sejak kecil anak dibiasakan menggunakan peta pikiran, kapasitas otaknya
pun akan bertambah. Anak akan terbiasa menghasilkan ide-ide. Di samping
terlatih memecahkan masalah atau mencari solusi dari cara berfikir simultan dan
kreatif. Peta pemikiran membantu anak membuat catatan pelajaran lebih menarik,
mudah diingat sekaligus mudah dimengerti.
Penggunaan
model pembelajaran peta konsep
(Mind Mapping) dengan medeia gambar dalam
proses pembelajaran memang merupakan hal yang baru. Apalagi diintegrasikan
dalam pengajaran Bahasa Indonesia yang berorientasi pada ketrampilan siswa
berbahasa. Dalam hal ini siswa langsung mempraktekkan kemampuan berbahasa pada
aspek menulis dalam menulis cerpen yang secara langsung menggunakan teknik Mind Mapping.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas,
maka rumusan masalah penelitian adalah
“Apakah penerapan model pembelajaran peta
konsep (mind mapping) dengan media
gambar mampu untuk
meningkatkan kompetensi
siswa dalam menulis cerpen di kelas VII E SMP Negeri 1 Tanjungpandan
pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015 ?”
C. Tujuan Penelitian
Sejalan
dengan rumusan masalah tersebut, maka
tujuan penelitian adalah sebagai berikut.
a. Untuk mencari solusi alternatif yang tepat guna mengatasi
masalah menulis cerpen siswa dalam waktu yang singkat.
b. Untuk menemukan model pembelajajaran dan media yang tepat guna mengatasi
permasalahan keterampilan menulis cerpen siswa.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa dan guru. Manfaat ini juga
bisa disebarluaskan kepada guru-guru Bahasa Indonesia dalam lingkup sekolah
atau antarsekolah.
Penelitian
ini diharapkan sangat bermanfaat terutama bagi siswa, karena siswalah yang
paling diutamakan sebagai subjek didik dalam setiap proses pembelajaran.
Bagi siswa,
kegiatan ini merupakan pengalaman yang sangat menarik untuk menambah
pengalaman belajar mereka. Hal ini untuk menjawab kejenuhan terhadap situasi
pembelajaran yang biasa-biasa saja. Dengan penggunaan model pembelajaran peta konsep (mind mapping) dengan media gambar mereka berada dalam kondisi yang menyenangkan.
Bagi guru, kegiatan ini
merupakan inovasi dalam proses pembelajaran untuk dapat dikembangkan lebih
jauh. Dan kegiatan ini memberikan dampak psikolgis yang baik, karena
berpengaruh pada kesenangan dan motivasi dalam pembelajaran.
E. Indikator Keberhasilan
Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Peserta didik termotivasi dalam merangkai kata
membentuk kalimat untuk menuliskan imajinasi mereka,
2. Peserta didik mampu meningkatkan kompenetnsi dlam
menulis cerpen.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia , edisi ketiga, halaman 677 tertulis menulis adalah “ melahirkan pikiraan atau perasaan
dengan tulisan”. Selain batasan tersebut, Tarigan
(1986:47) dengan titik berat kemampuan menulis “ Menulis adalah kemampuan
mengimplementasikan pemikiran ke dalam bentuk kalimat.” . Sedangkan sebagai bentuk
atau wujud menulis tersebut sebagai suatu alat untuk mengkomunikasikan
gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan imajinasi penulis.
Jadi, pada hakekatnya menulis merupakan ungkapan pikiran dan perasaan seseorang
dalam bentuk tulisan.
Dalam menulis banyak hal yang dapat menjadi
kendala bagi siswa baik faktor internal maupun faktor eksternal. Untuk itu
perlu dicari cara yang baik guna mengatasi masalah tersebut. Salah satu
alternatif yang mencaji pilihan pemecahan masalah menulis bagi siswa adalah
dengan Teknik Mind Mapping.
Mind Mapping pertama kali ditemukan oleh Toni
Buzan. Beliau adalah penemu peta pikiran. Menurut Toni Buzan kelemahan dari catatan standar
(yang linie dari atas ke bawah baik satu kolom atau dua kolom) atau yang umum
dilakukan sejak sekolah dasar adalah sebagai berikut.
1. Dibutuhkan waktu lebih lama untuk melihat hubungan
anatara satu ide dengan ide lain. Bahkan
acapkali materi yang sebenarnya hanya pengulanagan dari yang sebelumnya luput
dari perhatian.
2. Selain itu, habis waktu hanya untuk mencari kata
pengingat kunci atau kata penting.
3. Kerugian lain dari sistem mancatat pada umumya
adah bertentangan dengan cara kerja otak.
4. Waktu juga habis untuk mencatat kata-kata yang
tidak ada hubungannya dengan memmori tau membaca kembali kata yang sama dan
tidak diperlukan (perkiraan pemborosan 90 %)
Toni Buzan (2007:6) menjelaskan Mind Mapping
itu adalah:
1. cara mudah untuk menggali informasi dari dalam dan
dari luar otak
2. cara baru untuk belajar dan berlatih yang cepat
dan ampuh
3. cara membuat catatan yang tidak membosankan
4. cara terbaik mendapatkan ide baru dan merancanakan
proyek.
Sebuah mind mapping dibuat oleh kata-kata,
garis, dan gambar dan dapat menolong untuk:
1. lebih baik dalam memngingat
2. mendapat ide brilian
3. menghemat waktu dan memanfaatkan waktu yang
dimiliki dangan sebaik-baiknya
4. mengatur pikiran, hobi dan hidup
5. lebih banyak bersenag-senang
Selanjutnya
Femi Olivia (2008:1) menambahkan
secara ringkas membuat peta pemikiran (mind
Mapping) akan banyak diperoleh siswa, diantaranya:
1. membantu berkonsentrasi
2. meningkatkan kecerdasan visual dan keteramplan
observasi
3. melatih kemampuan berpikir kritis dan komunikasi
4. meningkatkan kreativitas dan daya cipta
5. membuat catattan dan ringkasan lebih efektif
6. meningkatkan keceatan berpikir dan madiri
7. menghemat waktu sebaik mungkin
8. mendapatkan waktu yang lebih banyak untuk
bersenang-senang
9. membuat tetap fokups ada ide utama maupun semua
ide tambahan
10. mampu menggunakan kedua belahan otak yang membuat
siswa ingin belajar terus-menerus.
Dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
berupa penerapan model pembelajaran peta
konsep (Mind Mapping) dengan media gambar. siswa melaksanakan kegiatan secara kontinyu dalam proses bejar dengan alasan sekolah sebagai salah
satu tempat tumbuh dan berkembangnya anak yang diharapkan mampu menyediakan
situasi dan kondisi yang dibutuhkan oleh anak secara optimal. Ada beberapa cara
untuk mengembangkan kemampuan siswa belajar secara kontinyu
, yaitu:
1. melalui suatu persaingan
2. bekerja secara individual dalam mencapai suatu
tujuan tanpa memperdulikan siswa lain
3. bekerja sama dengan siswa lain yang mempunyai
kepentingan pribadi utnik suatu tujuan yang sama.
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002:
6). Secara umum media pembelajaran dalam pendidikan disebut media, yaitu
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk
berpikir, menurut Gagne (dalam Sadiman, 2002: 6).
Sedangkan menurut Brigs
(dalam Sadiman, 2002: 6) media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan
pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Jadi, media merupakan segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim dan
penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, minat dan perhatian sedemikian rupa sehingga proses belajar
terjadi (Sadiman, 2002: 6).
Dari pendapat Gagne dan
Brigs kita dapat menyimpulkan bahwa media merupakan alat dan baha fisik yang
terdapat di lingkungan siswa untuk menyajikan pesan kegiatan pembelajaran
(proses kegiatan belajar-mengajar) sehingga dapat merangsang siswa untuk
belajar.
Kata media berasal dari
bahasa latin Medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara, atau
pengantar. namun penegertian media dalam proses pemebelajaran cenderung
diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menagkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Media merupakan segala
sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi sebagai perantara, sarana, alat untuk
proses komunikasi belajar mengajar (Rohani, 1997: 2-3). Secara etimologi, kata
“media” merupakan bentuk jamak dari “medium”, yang berasal dan Bahasa Latin
“medius” yang berarti tengah. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia, kata “medium”
dapat diartikan sebagai “antara” atau “sedang” sehingga pengertian media dapat
mengarah pada sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara
sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Media dapat diartikan sebagai suatu
bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi
(AECT, 1977:162).
Ada beberapa batasan atau pengertian tentang media
pembelajaran yang disampaikan oleh para ahli. Dari batasan-batasan tersebut,
dapat dirangkum bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang menyangkut
software dan hardware yang dapat digunakan untuk meyampaikan isi materi ajar
dari sumber belajar ke pebelajar (individu atau kelompok), yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat pebelajar sedemikian rupa
sehingga proses belajar (di dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif.
Jadi dapat disimpulkan dari pengertian beberapa
ahli mengenai definisi media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat
merangsang perhatian, minat pikiran, dan perasaan pembelajar (siswa) dalam
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Media pembelajaran
memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai pembawa informasi dan
pencegah terjadinya hambatan proses pembelajaran, sehingga informasi atau pesan
dari komunikator dapat sampai kepada komunikan secara efektif dan efesien.
Selain itu, media pembelajaran merupakan unsur atau komponen sistem
pembelajaran maka media pembelajaran merupakan media integral dari
pembelajaran.
Bentuk umun dari media gambar terangkum dalam
pengertian dari media grafis. Karena media gambar merupakan bagian dari
pembuatan media grafis. Sebelum kita nengetahui lebih lanjut mengenai media
gambar ada baiknya kita mengetahui lebih dahulu pengertian dari media grafis.
Menurut (I Made Tegeh, 2008) media grafis atau
graphic material adalah suatu media visual yang menggunakan titik-titik,
garis-garis, gambar-gambar, tulisan, atau symbol visual yang lain dengan maksud
untuk menikthisarkan, menggambarkan, dan merangkum suatu ide, data kejadian.
Batasan tersebut member gambaran bahwa media grafis merupakan media dua dimensi
yang dapat dinikmati dengan menggunakan indra penglihatan.
Dari pengertian media grafis diatas kita dapat
mengambil kesim[pulan bahwa memang benar media gambara merupakan bagian yang
utuh dari media grafis tersebut karena pada dasarnya media gambara merupakan kumpulan
dari beberapa titik dan garis yang memvisualisasikan gambara sebuah benda atau
seorang tokoh yang dapat memperjelas kita dalam memahami benda atau tokoh
tersebut.
Menurut (I
Made Tegeh, 2008) yang dimaksud media gambar dilihat dari pandangan media grafis adalah gambar gambar
hasil lukisan tangan, hasil cetakan, dan hasil karya seni fotografi. Penyajian
obyek dalam bentuk gambar dapat disajikan melalui bentuk nyata maupun kreasi khayalan belaka sesuia dengan
bentuk yang pernah dilihat oleh orang yang menggambarnya.
Kemampuan gambar dapat berbicara banyak dari
seribu kata hal ini mempunyai makna bahwa gambar merupakan suatu ilustrasi yang
memberikan pengertian dan penjelasan yang amat banyak dan lengkap dibandingkan
kita hanya membaca dan memberikan suatu kejelasan
pada sebuah masalah karena sifatnya yang lebih konkrit (nyata). Tujuan
penggunaan gambar dalam pembelajaran adalah : (1) menerjemahkan symbol verbal,
(2) mengkonkritkan dan memperbaiki kesan-kesan yang salah dari ilustrasi lisan.
(3) memberikan ilustrasi suatu buku, dan (4) membangkitkan motivasi belajar dan
menghidupkan suasana kelas.
Dalam
pembelajaran di sekolah pendidikan dasar media gambar sangat baik di gunakan dan di
terapkan dalam proses belajar mengajar sebagai media pembelajaran karena media
gambar ini cenderung sangat menarik hati siswa sehingga akan muncul motivasi
untuk lebih ingin menegtahui tentang gamabar yang dijelaskan dan gurupun dapat
menyampaikan materi dengan optimal melalui media gambar tersebut.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian
yang relevan dengan penelitian ini
adalah penelitian yang dilakukan oleh :
Ismi
Septiana (2011) , dengan penelitiannya yang berjudul Keefektifan Penggunaan
Media Peta Konsep Pohon Jaringan Pada Pembelajaran Menulis Cerpen Di Kelas X
Sma Negeri 1 Mojotengah Kabupaten Wonosobo, diperoleh hasil penelitian yaitu
dengan penggunaan teknik peta konsep hasil belajar siswa meningkat dengan
rata-rata 6,39 pada siklus II dan pada siklus III meningkat menjadi 7,16.
Jumlah siswa yang memperoleh nilai 6,5 pada siklus III sebanyak 6 orang dan
yang memperoleh nilai > 6,5 sebanyak 29 orang yang artinya secara klasikal
proses pembelajaran telah mencapai ketuntasan.
Ani
Elys Qomaria (2013), dengan penelitiannya yang berjudul Peningkatan Keterampilan
Berbicara Pengalaman Pribadi Dengan Teknik Peta Konsep Siswa Kelas Viii A Mts
Al-Mu’min Sembirkadipaten Kebumen, diperoleh hasil penelitian yaitu dengan
penggunaan teknik peta konsep hasil belajar siswa meningkat dengan rata-rata
7,02 pada siklus II dan pada siklus III meningkat menjadi 7,19. Jumlah siswa
yang memperoleh nilai 6,5 pada siklus III sebanyak 4 orang dan yang memperoleh
nilai > 6,5 sebanyak 32 orang yang artinya secara klasikal proses
pembelajaran telah mencapai ketuntasan.
Kedua penelitian tersebut
memiliki ruang lingkup dan sasaran yang hampir sama yaitu dalam penggunaan
model peta konsep dengan memperhatikan
komponen apa saja yang harus ada dalam model pembelajaran tersebut agar
memperoleh media pembelajaran yang berkualitas sehingga dapat digunakan sebagai
motivasi dalam proses pembelajaran bagi
peserta didik.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A.
Lokasi, Ruang Lingkup , dan Subjek
Metode penelitian yang digunakan yang digunakan
adalah menggunakan kerangkan rancangan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang telah lazim digunakan dengan meningkatkan unsur desain untuk memungkinkan
diperolehnya gambaran keefektifan tindakan yang dilakukan.
1. Lokasi
Lokasi
kegiatan penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tanjungpandan. Di SMP
Negeri 1 Tanjungpandan ini ada 13 kelas. Kelas 7 dengan kelas paralel sebanyak 5 kelas. Kelas 8 sebanyak
4 kelas. Kelas 9 juga dengan kelas paralel
berjumlah 4 kelas. Kelas yang
menjadi subjek penelitian adal kelas VII E. Kelas ini berjumlah 32 orang, terdiri dari 12 siswa putra putri dan 20 siswa putra. Peneliti adalah guru Bahasa
Indonesia jurusan Bahasa Indonesia.
2.Ruang
Lingkup
Mata pelajaran yang diajarkan adalah Bahasa Indonesia pada jenjang
kelas 7. Aspek yang diajarkan adalah menulis pada kompetensi
Menulis cerpen Pada Siklus I aspek menulis memang masih menjadi kendala
dalam pengajaran bahasa. Situasinya dari 32 orang siswa, hanya 9 siswa yang mampu dan mau menulis guna menyampaikan ide atau
pendapat dalam kegiatan pembelajaran. Sementara siswa yang lain sepertinya
mempunyai hambatan baik faktor internal amupun faktor eksternal siswa. Sehingga
hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi penulis sekaligus pengajar untuk
mencari solusi yang tepat untuk mengembangkan kemampuan menulis siswa sebagai
bentuk pengembangan aspek kebahasaan.
3.Subjek Penelitian
Penelitian yang dilakakukan merupakan peneltian sederhana
yang dilaksanakan di kelas VII E. Letak kelas ini di bagian lantai dua sekolah. Suasana kelas memang selalu bising
oleh lalu lintas kendaraan bermotor. Proses pembelajaran memerlukan
konsentrasi.
Kelas VII E terdiri
dari 32
orang. Terdiri dari 12 orang siswa putri dan 20 orang siswa putra. Kelas VII E termasuk kelas
dengan prestasi terbawah dari seluruh kelas paralel. Siswa kelas VII E dapat mewakili tingkat kecerdasan kurang untuk ukuran di SMP
Negeri 1 Tanjungpandan. Dari tingkat partisipasi siswa, siswa kelas VII E
termasuk siwa yang kurang aktif dari berbagai kegiatan yang telah dilakukan
dalam proses pembelajaran. Jadi untuk
penelitian model pembelajaran peta
konsep (Mind Mapping) dengan media gambar ,
kelas VII E
merupakan kelas yang tepat.
B. Design Penelitian
Tindakan utama yang dilakukan adalah memotivasi siswa
untuk berani menulis dengan membicarakan kepada mereka tentang kendala yang
mereka rasakan dan alternatif pemecahannya. Penjajakan diberikan sebelum materi
utama diberikan kepada siswa. Kemudian formula latihan diberikan kepada mereka
untuk mengatasi kesulitan dalam menulis cerpen.
Evaluasi dilakukan terhadap dampak positif dari pemberian
latihan-latihan secara kontinyu kepada siswa.
Dari evaluasi terlihat keefektifan siswa untuk memperbaikinya pada
siklus II. Siklus I memang sudah terlihat jelas keefektifan menulis siswa walaupun tidak menyeluruh kepada semua
peserta didik. Untuk itu sebagai refleksi perlu kiranya diberikan formula
tambahan bagai siswa untuk mendapatkan keberanian dan kemampuan siswa berbicara
secara cepat agar terjadi kontinyuitas antara siklus I dan siklus II. Hal ini
dikulakan sebagai upaya siswa merasa ada hubungan antara tindakan I dan
tindakan II.
C. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan merupakan hasil evaluasi yang dilakukan
sejak awal penelitian sampai dengan siklus II. Catatan observasi dipergunakan
untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa dan pemunculan keterampilan menulis siswa, sedangkan
evaluasi dilakukan untuk mengukur peningkatan prastasi belajar siswa. Pada
bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses masalah dan hambatan
yang dijumpai, kemudian dilanjutkan
degan refleksi dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Salah satu aspek
penting dari kegiatan refleksi adalah evaluasi terhadap keberhasilan dan
pencapaian tujuan.
Obeservasi terhadap dampak tindakan dilakukan secara
terus menerus dengan berbagai cara. Proses pengamatan terutama ditujukan kepada
perkembangan rasa percaya diri pada siswa untuk menulis dalam proses
pembelajaran. Latihan-latihan pun
diberikan kepada siswa baik dengan melatih keterampilan menulis dengan
menggunakan alat bantu yang mengarah kepada penggunaan peta konsep (Mind Mapping)
dengan media gambar.
D. Teknik Analisis Data
Kategori keberhasilan belajar siswa diukur dari
partisipasi dan kemampuan siswa dalam menulis cerpen. Secara sederhana siswa
yang berpartisipasi dalam kegiatan
menulis punya keberanian untuk
mengungkapkan berbagai kalimat dalam bentuk mengungkapkan fakta dan memberikan
pendapat dalam kegiatan menulis cerpen merupakan tolak
ukur utama dalam penelitian ini. Peserta didik yang telah memenuhi kriteria
dalam penulisan dari segi unsur strukturnya dianggap telah memenuhi kriteria
dalam penulisan cerpen.
BAB IV
HASIL PNELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian Tindakan Kelas
dilakukan di SMP Negeri 1 Tanjungpandan
Kabupaten Belitung ini dilakukan dengan alur di bawah ini.
A.Tahapan Siklus
1.Tahap Persiapan
Ada beberapa pekerjaan yang dilakukan sebagai bagian dari
tahap persiapan pelaksanaan penagajaran yang difokoskan pada peningkatan
kemampuan menulis cerpen siswa nagi siswa. Tahapan tersebuat adalah sebagai berikut.
a.
Persiapan Tertulis
Persiapan yang dilakukan berupa
perencanaan langkah pengajaran yang dituangkan dalam bentuk Rencana Progaram
Pengajaran (RPP). RPP yang dibuat disesuaikan dengan situasi siswa dan
berpedoman kepada silabus dan sistem penlaian yang telah terdapat dalam
Kurikulum SMP Negeri 1 Tanjungpandan.
b.
Persiapan Media Presentasi
Media presentasi diperlukan pada pembelajaran
menulis cerpen ini. Media ini berfungsi sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran.
Media ini berupa tayangan dalam bentuk slide-slide
powerpoint . Slide-slide tersebut
berisi materi pembelajaran cerpen dalam bentuk konsep mind mapping dengan media gambar.
2. Tahap Tindakan
Tahap ini meliputi seluruh proses kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan metode kooperatif peta konsep (mind mapping) dengan materi menulis cerpen.
3. Tahap Observasi
Tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan proses belajar
mengajar , meliputi aktivitas siswa, pengembangan materi, dan hasil belajar.
4. Tahap Refleksi
Tahap ini meliputi kegiatan analisis hasil pembelajaran
dan sekaligus menyusun rencana perbaikan pada siklus berikutnya.
B. Penjelasan Persiklus
Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan ini
menggunakan alur atau tahapan (perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi)
dan disajikan dalam tiga siklus. Ketiga siklus tersebut adalah sebagai berikut.
SIKLUS I
Siklus I
1. Tahap Persiapan
Persiapan yang dilakukan dalam
proses belajar mengajar dilakukan dengan berpedoman kepada kurikulum SMP Negeri
1 Tanjungpandan. Pembelajaran Bahasa Indonesia pada aspek pembelajaran menulis . Pembelajaran yang akan diajarkan adalah menulis
cerpen. Adapun kompetensi dasarnya adalah mengungkapkan kembali pikiran dan
perasaan dalam bentuk cerita pendek. Sedangkan indikatornya sebagai berikut.
1.
menulis cerita pendek sesuai tema,
tokoh, alur, dan latar.
2.
menggunakan EYD dalam penulisan cerita pendek.
Pada siklus I ini dibagi menjadi 3 kali pertemuan.
Dengan pertimbangan tahapan siklus baru akan mencapai hasil yang maksimal jika
dilakukan dengan kecermatan dan ketelitian. Persiapan lain yang dilakukan adalah merencanakan
media presentasi. Media ini diperlukan untuk membantu menjelaskan tentang
penulisan cerita pendek dengan
penggunakan peta konsep (mind Mapping) dengan media gambar.
Adapun bentuknya berupa tayangan slide-slide
dalam Microsoft Powerpoint yang berbentuk gambar . Media ini dipergunakan
pada saat proses pembelajaran berlangsung. Media ini akan menjadi fokus
perhatian peserta didik.
2. Tahap Tindakan
Tahap ini merupakan tahap
pelaksanaan proses belajar mengajar di dalam kelas. Tindakan yang dilakukan
adalah sebagai berikut.
a. Guru melakukan appersepsi kepada siswa tentang
materi yang akan dibahas, yakni menulis cerpen. Siswa menjawab dan menjelaskan
tentang pertanyaan-pertanyaan pembuka yang diajukan oleh guru tentang aktivitas
keseharian dalam menulis yang biasa dilakukan oleh siswa.
b. Siswa menggunakan buku teks untuk belajar dalam
rangka usaha memahami materi pelajaran tentang menulis cerpen.
c. Guru menjelaskan tentang materi pembelajaan yang
harus dipahami oleh siswa. Pada bagian pertama, guru menayangkan sebuah slide
yang berisi gambar ulat, apel, daun dan sebuah kata manis.
d. Siswa menuliskan kalimat yang dapat mereka buat
dengan menggunakan gambar dua orang sedang berolahraga .
3. Tahap Obesrvasi
Tahap ini terdapat dalam proses
pembelajaran, guru dalam proses PBM berusaha melakukan pengamatan terhadap motivasi siswa dalam belajar, dan hasil
proses belajar. Pengamatan ini mencakup
hal-hal sebagai berikut.
a. Minat siswa mengikuti proses pembelajaran
Pada
kegiatan pembelajaran siswa sudah mulai menunjukkan minat yang baik terhadap
materi belajar, hal ini dibuktikan dengan keseriusan mereka menulis berdasarkan
tayangan slide yang menarik.
b. Motivasi siswa dalam proses pembelajaran
Motivasi
siswa sudah muncul sejak awal proses pembelajaran dimulai, hal ini dikarenakan
beberapa hal yaitu;
1. Media/alat bantu belajar untuk kegiatan menulis
yang tidak seperti biasanya. Mereka biasanya dalam bahasan materi menulis tidak
menggunakan media sebagai alat bantu. Tetapi pada pembelajaran kali ini mereka
mempergunakan media/alat bantu berupa tayangan gambar.
2. Di bagian awal, guru memberikan motivasi betapa
hebatnya kekuatan kata-kata bagi diri sendiri dan orang lain.
c. Hasil evaluasi selama proses pembelajaran.
Pada
siklus I ini, siswa telah menunjukkan kekreatifan dalam menulis, walau belum
menuju ke arah menulis cerpen yang baik. Dari gambar
dua orang yang sedang berolahraga, mereka
baru dapat menulis kalimat-kalimat pendek yang hanya bersifat deskriptif belum naratif.
Tayangan peta konsep dengan media gambar pada pertemuan I
Contoh 1 tulisan siswa
Gambar 2
Tayangan peta konsep dengan media gambar pada pertemuan II
Contoh 4 tulisan siswa
Contoh 5 tulisan siswa
Tayangan peta konsep dengan media gambar pada
pertemuan III
Contoh 6 tulisan siswa
4. Tahap Refleksi
Setelah
melihat dan memproses hasil pengamatan dalam proses pembelajaran, maka beberapa
hal sebagai hasil refleksi yakni sebagai berikut.
a. Selama proses pembelajaran siswa sudah mulai
berminat terhadap pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan berbagai prilaku
fisik yang ditunjukkan oleh siswa. Prilaku tersebut diantaranya, telah terfokus
pada proses pembelajaran, melakukan hal-hal lain yang memang berhubungan dengan
materi belajar, dan melakukan aktivitas menulis cerpen walaubaru melakukan
bagian-bagiannya.Tetapi kalimat yang mereka buat belum bersifat naratif dan pendek-pendek.
b. Hasil evaluasi dari indikator yang diharapkan
belum dapat dicapai secara maksimal.
Hasil
observasi di atas menunjukkan bahwa perlu adanya penjelasan ulang penggunaan
peta konsep (mind mapping) dengan media gambar. Penggunaan
imajinasi yang naratif kepada siswa untuk meningkatkan hasil belajar. Secara
nyata perlu diberikan contoh-contoh lain penggunaan peta konsep ini dalam
membuat kalimat imajinatif yang bersifat narasi. Tindakan tersebut diharapkan mampu membuat
proses pembelajaran menyenangkan dan meningkatkan minat belajar siswa. Sebagai
upaya ubtuk memperoleh motivasi dan hasil belajar yang maksimal perlu dilakukan tindakan yang
optimal dalam siklus berikutnya.
Siklus II
1. Tahap
Persiapan
Persiapan la yang dilakukan adalah merencanakan
media presentasi. Media ini diperlukan untuk membantu menjelaskan kembali tentang penulisan cerita pendek dengan penggunakan peta konsep (mind Mapping). Adapun bentuknya berupa
tayangan slide-slide dalam Microsoft Powerpoint yang berbentuk gambar .
Media ini
dipergunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Media ini akan menjadi
fokus perhatian peserta didik.
1. Tahap Tindakan
Tahap ini merupakan tahap
pelaksanaan proses belajar mengajar di dalam kelas. Tindakan yang dilakukan
adalah sebagai berikut.
a. Guru menjelaskan tentang materi pembelajaan yang
harus dipahami oleh siswa. Pada bagian pertama, guru menayangkan sebuah slide
yang berisi .
Tayangan peta konsep dengan media gambar pada
pertemuan I
Contoh 7 tulisan siswa
Tayangan peta konsep dengan media gambar pada pertemuan II
Contoh 8 tulisan siswa
Tayangan peta konsep dengan media gambar pada pertemuan III
Contoh 9 tulisan siswa
b. Siswa menuliskan kalimat yang dapat mereka buat
dengan menggunakan gambar 7, 8, dan 9.
2. Tahap Obesrvasi
Tahap ini terdapat dalam proses
pembelajaran, guru dalam proses PBM berusaha melakukan pengamatan terhadap motivasi siswa dalam belajar, dan hasil
proses belajar. Pengamatan ini mencakup
hal-hal sebagai berikut.
a. Minat siswa mengikuti proses pembelajaran
Pada
kegiatan pembelajaran siswa sudah semakin menunjukkan minat yang baik terhadap
materi belajar, hal ini dibuktikan dengan keseriusan mereka menulis berdasarkan
tayangan slide yang menarik.
b. Motivasi siswa dalam proses pembelajaran
Motivasi
nyata terlihat dalam proses pembelajaran, hal ini dikarenakan beberapa hal
yaitu;
1. Penggunaan ulang tayangan slide berbentuk mind mapping berupa
media gambar yang lebih menarik dan
lebih kreatif, dengan memberikan arahan kepada proses imajinasi siswa.
2. Guru memberikan beberapa contoh lagi dalam penulisan bagian-bagian
cerpen secara sistematis dengan mempergunakan bagaian-bagian alur cerpen.
3. Siswa yang telah mampu membuat bagian plot yang
bersifat naratif di bacakan di depan siswa lain untuk menambah motivasi siswa
lain.
c. Hasil evaluasi selama proses pembelajaran.
Pada
siklus II ini, siswa semakin menunjukkan kekreatifan dalam menulis menuju ke
arah menulis cerpen yang baik. Dari gambar 7, 8, dan gambar 9 mereka tidak hanya dapat membuat 1 atau 2 kaliamt
saja, tetapi sudah berbentuk pareagraf yang rata-rata terdiri dari 5 sampai 12
kalimat. Kemudian sudah bersifat naratif dan penuh imajinasi dalam satu media gambar.
d. Tahap Refleksi
1. Selama proses pembelajaran siswa semakin
menunjukkan minat terhadap pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan berbagai
prilaku fisik yang ditunjukkan oleh siswa. Prilaku tersebut diantaranya, telah
terfokus pada proses pembelajaran, melakukan hal-hal lain yang memang
berhubungan dengan materi belajar, dan melakukan aktivitas menulis cerpen
dengan mulai maemperhatikan tata penulisan dan bagian alur dalam cerpen. Tetapi
kalimat yang mereka buat sudah bersifat naratif.
2. Hasil evaluasi dari indikator yang diharapkan
sudah dapat dicapai, karena siswa dapat menulis cerpen secara utuh.
C. Proses Analisis Data
Proses analisis data sebagai hasil penelitian
meliputi peningkatan aktivitas menulis dan pemunculan aktivitas menulis yang
lebih baik dari para siswa.
1. Siklus I
Dalam proses pembelajaran siklus
pertama implementasi kemampuan menulis cerpen lebih diarahkan kepada penggunaan
mind mapping dengan
media gambar dalam menulis cerpen.
Siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
seksama. Kalimat cerpen yang mereka buat rata-rata hanya bersifat deskriptif
saja, belum menunjukkan bagian dari sebuah cerita.
Interpretasi
Penjelasan kepada siswa perlu
diperjelas dengan cara penjelasan ulang penulisan dan pembuatan serta
penggunaan peta pemikiran (mind mapping).
Karena teknis penulisan dan penggunaan peta pemikiran (mind mapping) dengan media gambar belum
begitu mereka kuasai, maka hasil belajar yang dharapkan belum begitu maksimal.
Untuk itu perlu dicari formula tambahan untuk melengkapi cara di siklus 1 agar
di bagian berikutnya dapat memperoleh hasil belajar yang lebih maksimal.
2. Siklus II
Penjelasan ulang cara penulisan
cerpen secara utuh dengan peta pemikiran
(mind mapping) dengan media gambar memungkinkan
siswa menulis cerpen dengan benar. Perlu diberikan coontoh lain sebuah cerpen
yang dibuat secara lisan oleh siswa. Tujuannya untuk memotivasi kelas. Mereka
mempraktekkan kembali kegiatan menulis cerpen tersebut.
Perbaikan di atas dilengkapi juga
dengan penjelasan ulang cara pemanfaatan peta pemikiran (mind mapping) dengan media gambar dalam kegiatan menulis cerpen. Siswa yang pada siklus I hanya membuat salah satu bagaian alur saja,
tetapi di siklus II ini siswa diarahkan untuk membuat cerpen secara utuh.
Interpretasi
Pada
akhir siklus II, siswa sudah menunjukkan hasil belajar yang diharapkan, yakni:
1) Siswa
secara umum mampu menulis cerpen
secara utuh .
2) Siswa termotivasi untuk menulis secara panjang
lebar, walaupun dengan hanya melihat kata-kata kunci pata peta pemikiran (mind mapping)
dengan media gambar.
Untuk lebih jelasnya terlihat pada tabel kemajuan belajar siswa.
(terlampir)
D. Pembahasan dan Pengambilan Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kemampuan siswa dalam menulis cerpen dengan menggunakan model pembelajaran
koperatif peta konsep (mind mapping)dengan media gambar memuaskan .
Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan, baik
aktivitas maupun prestasi siswa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkann hasil penelitian yang
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran peta konsep
(mind mapping) dengan media
gambar ternyata dapat
untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam menulis cerpen di kelas VII E SMP Negeri 1 Tanjungpandan pada
semester genap tahun pelajaran 2014/2015.
B. Saran
Dari
kesimpilan di atas, dapat disarankan hal-hal berikut.
1. Proses pembelajaran yang selau menggunakan model
dan cara yang konvensional sanagt sulit untuk meningkatkan hasil belajar yang
diharapkan, guru perlu membuat variasi dan kreatif dalam memilih model serta
cara mengajar.
2. Pengembangan keteramplan menulis dapat lebih
ditingkatkan dengan menggunakan model
pembelajaran lain yang lebih variatif dengan media yang menyenangkan siswa.
DAFTAR
PUSTAKA
Beaulieu,
Danie.2008. Tenik-Teknik Yang Berpengaruh
di Ruang Kelas,Jakarta:PT. Indeks
Buzan, Tony.2007.Mind Map Untuk Anak,Jakarta: PT Gramdia
Pustaka Utama
Departemen Pendidikan
Nasional.2000.Kamus Besar Bahasa
Indonesia,Jakarta: Balai Pustaka
Imanuddin.2007.Kiat Menjadi Pengajar Sukses dan Dicintai,Jakarta:
Najla Press
Margulies, Nancy dan C.
Valenza.2008.Pemkiran Visual,Jakarta:
PT . Indeks
Olivia, femi.2008.Gembira Belajar Dengan Mind Mapping,Jakarta:
PT Alex Media Komputindo
0 comments:
Post a Comment